Setelah kamu membantuku bangkit, apakah kamu akan pergi seperti dirinya?
*****
Dentingan nada piano terdengar dari luar kelas musik. Alfeera yang tertarik, langsung memasuki kelas musik, dan melihat siapa yang memainkan piano itu. Ketika ia masuk, ia melihat Ridha duduk di depan piano, Alfeera tersenyum dan mendekat pada Ridha.
"Permainan yang bagus," pujinya.
"Thankyou," jawab Ridha. "Gue pernah mainin Surat Cinta Untuk Starla buat Fika, dia senang."
Alfeera tersenyum. "Dia sangat amat senang. Kamu perlakuin dia dengan sangat baik."
Ridha memainkan piano itu lagi, kali ini dentingan piano itu adalah nada lagu dari Secondhand Serenade-Fall For You.
Alfeera yang berdiri di samping Ridha mengamati lelaki itu dengan teliti, kini Alfeera tahu bahwa Ridha sangat berbakat dalam bidang musik dan foto. Ini kali kedua Alfeera dibikinnya kagum, Senja dan dentingan piano yang indah.
"Bagus!" seru Alfeera ketika Ridha selesai.
"Keren kan, gue?" tanyanya.
"Nggak sih," jawab Alfeera. "Biasa aja," sambungnya lagi.
Ridha terkekeh. "Mau makan siang bareng?" ajaknya.
Alfeera terdiam, tadi Raka berjanji untuk menjemputnya pulang, tapi sampai sekarang Raka tak juga memberinya kabar. Maka dari itu Alfeera bisa sampai ke ruang musik ini, niat awalnya hanya berkeliling sekolah sembari menunggu Raka, dan ternyata malah bertemu Ridha.
Alfeera mengelihat ponselnya, tak ada satupun notif dari Raka.
"Kenapa? Udah ada janji?" tanya Ridha.
Alfeera tersenyum kecut. "Tadinya iya, tapi nggak tau deh kemana orangnya." Alfeera mengetikkan sesuatu pada Raka.
Alfeera: kalau nggak bisa ketemu, nggak usah bikin janji ketemu. Aku pulang sendiri.
Lalu Alfeera memasukan ponselnya ke dalam tas, dan melihat Ridha. "Tawarannya masih berlaku?" tanyanya nyengir.
Ridha terkekeh. "Masih, dong! Yaudah yuk!"
***
Kini Alfeera dan Ridha berada di Cafe pertama kali mereka bertegur sapa hingga akrab seperti sekarang. Kejadian di mana Alfeera mendapatkan potret Senja yang cantik itu adalah 2 hari yang lalu, dan Alfeera masih suka melihat potret Senja milik Ridha. Bagi Alfeera, itu adalah potret pembiasan Senja yang sempurna.
"Kok kamu tadi di ruang musik?" tanya Alfeera pada Ridha yang memakan nasi gorengnya.
"Kalau bosan, biasanya habis pulang sekolah gue selalu mainin 2 lagu di sana. Lo sendiri?"
"Tadinya cuma mau keliling, tapi begitu lewat malah denger dentingan nada piano yang bagus."
"Kapan-kapan gue bisa kirimin lewat whatsapp kalau lo mau," ucap Ridha.
"Mau! Aku suka denger nada gitu, yang adem, yang enak aja pokoknya di denger."
"Lo suka nggak lagu Fiersa Besari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja-ketika aku jatuh cinta-
Novela JuvenilAku suka Senja, memotret dan menatap keindahannya. Aku suka Senja, memandang keindahannya bersamamu ditemani secangkir cokelat hangat. Aku menyukai Senja, aku menyukai cokelat hangat, Dan, aku juga menyukaimu. Cover by: sempakterbang