dari bintang

685 50 2
                                    

Suara dari bintang ;

Kisah ini berisi tentangmu, yang ku ringkas menjadi sederet kata singkat dan kupersembahkan kisah sederhana ini sepenuhnya untukmu.

Tak akan ku beritahukan identitasku. Anggap saja aku adalah Bintang dan kau adalah Buminya. Bisa kau lihat ? Aku hanyalah Bintang—ralat, salah satu dari banyaknya Bintang yang dapat mengisi langit malammu.

Aku terus melihatmu dari jauh, namun kau lebih memilih Bulan, mungkin karena cahayanya yang lebih terang dariku. Apakah kau tak tahu? Rasa cintaku lebih besar daripada Bulan, kau hanya terpikat oleh Bulan karena ia dekat dengan mu, berbeda dengan ku yang terlalu jauh. Keberadaan ku pun mulai tak terlihat sekarang, karena adanya polusi udara di kota-kota menutupi keberadaanku, aku kecewa, sedih. Tetapi apa boleh buat? Aku terus bersabar dan tetap menunggumu.

Nyatanya kau lebih menyukai Bulan dan kau terus mengacuhkan aku. Jika aku tak ada di langit malam, kau tak peduli, seakan hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun bila Bulan tidak ada di langit malam, kau akan bersedih, kau tumpahkan seluruh kesedihanmu melalui hujan.

Aku tidak selalu muncul di setiap malam, namun sekalinya pun aku muncul, kau tetap terpaku oleh Bulan. Kau terus memuja Bulan, sampai kau lupa bahwa aku pun ada di langit malammu.

Aku adalah Bintang, yang mengagumimu dari kejauhan. Keberadaanku pun jauh dari penglihatanmu, dan aku tak selalu muncul pada langit malam. Namun percayalah, aku tak pernah kemana-mana, bahkan saat kau memuja bulan. Aku terus menunggu—menunggu mu untuk meresponku.

Salam dari Bintang, ia ingin tahu rasanya dipuja dan diinginkan oleh Bumi.

—nasyi.

Sederet kata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang