SOMEDAY 4

1.8K 150 9
                                    

Angin berhembus pelan menerbangkan bunga sakura, membuat pemandangan taman sore itu terlihat indah. Membuat rambut kedua pemuda yang tengah duduj santai di bangku taman menari nari tertiup sejuknya angin. Tak ada percakapan antara keduanya. Hanya bergelut dengan pemikiran masing masing.

"Sasuke... " panggil Naruto.

" Hn"

"Jangan lakukan itu lagi. Kau membuatku sakit, "

" Melakukan apa maksudmu, Dobe? " tanya Sasuke menatap sahabatnya bingung.

Naruto beralih menghadap Sasuke. Tangan mendekap kedua bahu si Uchiha dengan cengkraman yang kuat, seolah takut orang di depanya ini bisa menghilang detik itu juga. Tatapannya tajam, membuat Sasuke sedikit tercengang. Ia tahu arti tatapan Naruto itu. Si pirang sering sekali memperlihatkan tatapan seperti itu padanya.

"Sasuke, aku tak tau apa yang akan aku lakukan jika melihatmu terluka seperti ini. Aku mencintaimu, entah kau merasakan hal yang sama atau tidak. Tolong jangan lukai tubuhmu sendiri lagi, kumohon, " tatapan Naruto berubah sayu.

" Kau bisa menggunakanku untuk melampiaskan semuanya. Kita bisa latihan bersama di hutan Uchiha seperti dulu. Kita bisa pergi menjelajar negara api jika kau ingin mencari suasana baru. Tapi tolong jangan seperti ini. Aku... Tidak, kami semua tidak ingin melihat kau yang seperti ini. Kami ingin melihat Sasuke yang dulu, "

" Sasuke yang selalu tersenyum cerah kepada kami. Sasuke kami yang manis dan menggemaskan. Tidakkah kau merindukan masa masa seperti itu, Suke? " tangan Naruto beralih

Sasuke diam seribu bahasa. Tentu saja ia rindu. Tapi rasa bersalah itu merubahnya menjadi monster yang lebih mengerikan. Sasuke mengabaikan segala macam emosi yang ia masih miliki. Berusaha tetap menekan Susanoo yang masih terus berusaha  memancing dirinya. Dia sudah bertekat menjadi lebih kuat dari monster itu agar ia bisa mengendalikanya.

"Aku merindukanya. Tapi monster itu akan mengendalikanku jika aku lemah, "

" Menjadi Sasuke yang dulu bukan berarti menjadi lemah Sasuke, "

" Tapi Kaa-san mati karna aku lemah, Dobe," Sasuke semakin menundukan kepalanya.

" Saat itu kau masih 5 tahun. Mana ada anak berumur segitu mampu mengendalikan Susanoo? Kau lupa ya, kalau aku dulu juga sering hilang kendali akan Kurama? "

" Itu berbeda Naruto, "

" Kurama dan Susanoo itu sama. Mereka akan bisa dikendalikan kalau kau mempercayai hatimu sendiri. Kata kuat bukan berarti fisikmu, tapi juga hati mu. Kalau kau terus meratapi masa lalu, hatimu tak akan semakin kuat, kau malah akan semakin ketakutan, Sasuke, "

" Aku... Aku tak tau Naruto, "

" Berusahalah untuk melupakan apa yang terjadi dulu. Kematian Mikoto-san bukanlah kesalahanmu, tapi Susanoo. Kau harus mengalahkan Susanoo dengan mengendalikanya. Gunakan ia untuk melakukan sesuatu yanh baik. Dan kau akan menang, mengerti? "

" Bicaramu terdengar begitu mudah. Tapi akan sulit melakukanya, "

" Karna kau sendiri yang membuatnya menjadi sulit, Sasu-chan! " seru Naruto mencubit hidung Sasuke.

Membuat pemuda Uchiha itu mengerucutkan bibirnya sebal. Naruto tercengang melihatnya. Ah, sudah lama ia tak melihat pose menggemaskan ini dari Sasuke nya. Hatinya begitu berbunga bunga sekarang. Tanpa sadar ia tersenyum manis dan kini beralih mencubit pipi Sasuke.

"Apa yang kau lakukan, Usuratonkachi?! "

" Eh?! Kau memanggilku apa batusan Teme, hah?!?! "

SOMEDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang