Eins

58 11 3
                                    

Valerie menghapus keringat yang mengalir dari dahinya, hari ini sungguh panas. Gadis itu baru saja menyelesaikan praktek larinya, iya di bawah terik matahari yang bersuhu 33 derajat. Valerie menggerutu sebal, ia paling tidak suka kalau tenaganya terkuras habis.

"Jangan banyak mengeluh," ujar seorang lelaki seraya menempelkan air mineral dingin ke pipi Valerie

Gadis itu mendongak lalu menerima mineral tersebut, "Thanks, Jim."

Lelaki yang bernama Jimin itu ikut bergabung dengan Valerie, ia melihat sahabat kecilnya menghabiskan air tersebut dalam satu teguk.

"Whoa, santai, Le. Kau bisa tersedak" ujar Jimin

Valerie hanya merespond dengan anggukan, ia menyeka ujung bibirnya dan tersenyum senang.

"Pulang sekolah ikut aku, yuk?"

"Kemana?"

"Bertemu teman kecilku, ia sedang di Busan. Katanya sih, ingin menemani temannya jalan jalan."

"Lalu hubungannya dengan aku apa, Jim? Kamu bisa pergi sendiri"ujar Valerie memutar matanya malas

"Valei sayang, please?" mohon Jimin seraya menyatukan kedua tangannya membentuk arti permohonan

"Can't, sorry. Aku ada jadwal praktek dokter hari ini"

"Argh, baiklah! aku menemanimu!"

"Loh? Temanmu?"

"Besok saja."

***

Bukan Park Jimin namanya kalau tidak menjaga Valerie dengan cara apapun.

Lihat saja sekarang Valerie berusaha menahan Jimin yang ingin menjambak rambut lelaki berumur 30 tahun hanya karena tidak ingin memberi tempat duduknya kepada Valerie. Jimin jelas saja emosi, tubuh lelaki itu jauh lebih tinggi dan besar untuk menahan dorongan-dorongan dibandingkan tubuh Valerie yang hanya berisikan tulang.

"Kau.." Jimin menggertakan giginya kesal, lelaki yang memancing emosinya hanya menaikan kedua alisnya dengan sombong.

"Sudahlah, Jim. Ayo turun"ujar Valerie menarik ujung baju seragam Jimin

Untunglah jimin menurut. Tetapi tetap saja pandangannya tidak lepas dari lelaki tersebut, sampai mereka benar benar turun dari bus.

"Ada yang sakit?" tanya Jimin memeriksa Valerie dari atas sampai bawah

"Aku baik baik saja, Jim. Cepatlah, aku sudah telat."

Maka jimin percaya. Lelaki itu mengekor Valerie, ia masih ingat semalam tepat jam 3 pagi Valerie menghubunginya–menangis keras. Gadis itu terus menggumam "sakit" membuat Jimin juga ikut merasakan sakitnya. Ia ingin Valerie sembuh. Ia sangat ingin Valerienya sembuh.

Jika kalian penasaran, Valerie mengalami anxiety disorder yang sangat parah dan bisa kambuh dimana saja. Lalu karena ia sering mengalami stress berlebihan, ia terkena Somatoform Disorder. Yang baru saja kambuh semalam.

"Jim, kamu bisa tunggu diluar"ujar Valerie yang tiba tiba memutar badannya

Jimin terpukul dari lamunannya, oh sudah sampai.

"A-ah, baiklah.."ujar Jimin seraya menuju tempat duduk yang kosong

Valerie langsung beranjak masuk ke ruangan dokter Yoora, dokter yang sudah menanganinya beberapa bulan ini.

Mentally in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang