fünf

31 7 0
                                    

BRAK!

Valerie mengambil langkah mundur ketika Jimin yang baru saja membanting pintu mendekat kearah gadis ringkih tersebut.

"Jim.."bisik Valerie pelan

Jimin tidak memperdulikan badan Valerie yang bergetar ketakutan, ia semakin mendekat sampai tubuh Valerie menabrak dinding dibelakangnya.

Valerie hanya bisa terisak saat Jimin semakin mendekat hingga tidak ada jarak, mata lelaki tersebut tidak lepas pada matanya.Menakutkan.

"Kau.."ucap Jimin pelan

DUG!

Valerie tersentak kaget, dinding disampingnya sedikit retak dan tangan Jimin mulai mengeluarkan darah.

Jimin menghela nafas kasar, lelaki itu beranjak membelakangi Valerie, ia menghusap batang hidungnya tanpa memperdulikan darah yang menetas.

"Kau tau, Le?"ujar Jimin sambil memutar badannya melihat Valerie yang sudah duduk seraya memeluk lututnya

"Kau tau siapa yang paling marah ketika tubuhmu tergores sedikit?"ujar Jimin menunjuk wajah Valerie

"Kau tau siapa yang paling marah ketika ada seseorang menyakitimu?"

"Kau tau siapa yang paling frustasi melihatmu terluka, Le?"

"KAU TAU SIAPA YANG PALING MERASA KEHILANGAN KETIKA DIRIMU PERGI, LE?!" sentak Jimin

Lelaki itu menghapus air matanya, ia terkekeh miris. Mungkin memang kelihatannya berlebihan, tetapi baginya, jauh dari Valerie barang 1 kilo adalah hal yang sangat memusingkan.

"Kau tau kenapa?"

"Karena siapa yang memelukmu ketika kau menangis, Le?"

"Siapa yang khawatir setengah mati ketika kau merasa kesakitan?"

"Siapa yang menganggap dirinya tidak berguna ketika melihat ini?"tanya Jimin seraya mengangkat tangan Valerie yang penuh dengan goresan

"Jawab aku, Le.. SIAPA?"

"AKU, BODOH!"jawabnya sendiri seraya menghempaskan tangan Valerie

"Jim... maaf"rintih Valerie sembari terisak

"Masih mau bertanya kenapa aku segini khawatirnya denganmu?"

Jimin terduduk di ranjang milik Valerie, menahan perih yang dirasakan di tangannya.

"Jangan coba coba seperti itu lagi, aku tidak masalah mau kau kemana.. Asalkan aku tau, aku tidak mau mengekang mu,"

"Siapa aku, Le? Berani beraninya mengekangmu"ujar Jimin tertawa miris lagi

Jimin berdiri dan berjalan ke pintu,

"Tapi tolong, mengertilah sifatku yang sangat mudah khawatir. Aku hanya minta tolong itu, Valerie. Tidak lebih dan tidak kurang"ucapnya sebelum akhirnya keluar dari kamar Valerie

*****

"Ah, jinjja.. Berhentilah!"ujar Namjoon dengan
tampang melasnya

Taehyung melirik sinis Jimin yang sedang bersender di dinding kamar Hoseok, tidak berniat untuk melirik Taehyung sedikitpun.

"Tak apa, bertengkarlah.. Aku pun tidak suka lihat kalian akur"ujar Yoongi yang langsung mendapat pelototan dari Jin

"Yang penting temanmu sekarang sudah aman, Jim... Tenanglah"ujar Jin seraya menuntun Jimin untuk duduk disampingnya

"Bilang pada temanmu jangan suka membawa anak orang sembarangan,"ucap Jimin seraya melirik Taehyung sekilas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mentally in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang