"And thats why i love you"
Valerie tersedak air liurnya sendiri.
"A-apa?"
Jimin lagi lagi terkekeh seraya mengacak rambut sahabatnya, "As a friend, you moron."
Valerie bernafas lega, gadis itu hampir saja tidak nafas. Yang paling ia takuti adalah perasaan berbeda di hubungan persahabatannya dengan Jimin. Ia tidak mau itu terjadi.
"Kamu membuat jantungku hampir jatuh, Jim."
Jimin mengangkat kedua alisnya, cukup terkejut atas respond Valerie.
"Kau...."
"Menyukaiku?"tanya Jimin mengecilkan volume suaranya, hampir berbisik
Valerie terpanjat, "JIMINNIE! TENTU TIDAK BODOH!"
Gadis itu memukul jidat Jimin keras sehingga kepala lelaki tersebut terhuyung kebelakang
"Aduh! Biasa saja kan bis–"
"Park Jimin?"
Jimin menoleh ke sumber suara yang berada di bagian paling depan bus. Ada dua orang lelaki yang baru saja masuk, yang satu dengan tampang datar dan satu lagi dengan senyum yang merekah.
"KIM TAEHYUUUNGGGGG"
Dua lelaki tersebut saling berlari dan berakhir dengan pelukan erat dan tawaan kecil, mereka hampir terjatuh karena bus mulai bergerak.
"Apa kabar, Park? Sombong sekali" ujar lelaki asing tersebut seraya menepuk pundak Jimin akrab
"Aku selalu luar biasa, Taehyung. Bagaimana denganmu? Oh! Siapa ini?" tanya Jimin sembari melirik lelaki dibelakang Taehyung
Lelaki yang dilirik merasa dipanggil, ia hanya tersenyum tipis–sangat tipis.
"Jovian."
Taehyung menyikut lengannya sekilas, lalu kembali tersenyum ke Jimin
"Namanya Jeon Jungkook, tetapi kadang ia suka dipanggil Jovian. Maaf ya, temanku memang aneh"
Jimin mengangguk kecil, lelaki itu melempar lirikannya ke Valerie sekarang. Memberi isyarat untuk memperkenalkan diri.
"U-um, aku Valerie.. Temannya Jimin"ujar Athena seraya berdiri dan menunduk hormat
"Aigoo! Ini alasan mengapa kau membatalkan janji, benar kan Park?"
Jimin terkekeh seraya menendang lutut Taehyung. Tanpa mereka sadari ada seringaian kecil dari seseorang disana.
****
Jiminnie🌙: Aku sudah sampai
Syukurlah, langsung tidur ya jim.. Makasih udah nemenin.
Jiminnie🌙: Kau juga, iya sama sama. Besok gantian loh ya ;)
Valerie terkekeh seraya meletakkan ponselnya di nakas sebelah ranjangnya. Orang tua Valerie sedang berada di laut dan di awan–ya, ayahnya seorang pelayaran dan ibunya seorang pramugari. Perpaduan yang cukup sempurna untuk seorang anak seusia Valerie. Tapi gadis itu masih bersyukur Tuhan menghadirkan Park Jimin. Kalau tidak ada lelaki itu, entahlah, Valerie juga tidak bisa membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentally in Love
FanfictionApa kabarnya seorang pengidap alter ego dan seorang pengidap anxiety juga self injury dipertemukan? Ya,ini tentang pertemuan dan perpisahan, Tentang panas dan hujan, Tentang bintang dan bulan, Tentang Kim Valerie dan Jeon Jungkook. | WARNING‼️ this...