"Jangan ganggu Haneul. Dia lagi mau sama Jimin kamu pulang sekarang, Hanbyul kangen sama kamu."
Jungkook ngelangkahin kakinya masuk ke dalam kamar setelah mandi tadi. Ini sudah jam satu malam dan Jungkook baru pulang jam segini. Dia ngerebahin badannya diatas kasur. Hera tiba tiba datang dan tiduran di samping Jungkook.
"Hei." Ucap Hera sembari tersenyum mengelus surai hitam kecoklatan milik Jungkook yang masih basah.
Jungkook tersenyum dan segera memeluk sang Istri kesayangannya. Hanya pelukan Hera yang membuatnya merasa nyaman. Dan hanya dia lah yang bisa mengubah segala jalan hidup Jungkook.
Sebenarnya kejadian siang tadi sudah menyebar kemana saja dan tentu saja Hera tau tetapi ia tidak ingin mempersalahkannya lagi. Ia tidak mau Jungkook merasa terbebani dengan semua itu. Hera tau bahwa Jungkook sudah muak dengan semua ini.
"Sayang." Panggil Jungkook pelan. Hera menoleh pada Jungkook yang sedang mendesak nyaman di dada Hera. "Segitu sukanya kah Haneul sama Jimin?" Tanya Jungkook.
"Well actually iya." Jawab Hera.
Jimin selalu menjadi alasan Haneul tersenyum selama ini. Sebenarnya Hera tidak terlalu mempersalahkan ini karena everyone deserve love. Jimin pun menyayangi Haneul seperti anak kecil pada umumnya. Even if they were falling in love Hera tidak bisa mengelak itu semua.
Kalau difikir fikir lagi Jimin sama jeniusnya seperti Jungkook. Namun masa waktu akselerasi Jimin lebih lama dibandingkan Jungkook. Jimin? Akselerasi? Ya tentu saja orang jenius mendapatkan perlakuan lebih istimewa. Saat ia menduduki kelas tigapun umurnya masih 14 tahun dan sedangkan Hera teman sekelasnya pun sudah berumur 18 tahun.
Haneul asik menonton TV yang berlogo Netflix and Chill sedangkan Jimin fokus memainkan rambut panjangnya Haneul. Jimin bosan, lantaran Haneul hanya fokus dengan TV di depan wajahnya. Ia butuh perhatian.
Kesal tidak kunjung di perhatikan Jimin meraih remote dan mematikan TV. Haneul menoleh pada Jimin yang sedang tersenyum konyol.
"Menonton TV terlalu lama itu tidak baik, lebih baik Haneul tatap wajah Uncle yang tampan ini."
Haneul malah bergidik ngeri dan berlari keluar dari dalam kamar Jimin.
Jimin pun ikut keluar mengejar Haneul yang sedang bersembunyi di suatu tempat. Yang pasti adalah dapur, Haneul selalu mudah di tebak. Seperti ibunya. Jimin yang langsung menemukan Haneul segera berlari dan memeluknya. Mengangkatnya tinggi tinggi hingga membuat Haneul tertawa kencang.
"Mau kemana lagi hmm?" Tanya Jimin sembari mencium pipi tembam Haneul. "Mau peluk Uncle!" Ucapnya bersemangat.
"Setelah itu mau apalagi?" Tanya Jimin. "Haneul mau kimbap, Haneul mau tidur. Tapi dipeluk Chimmy." Jawab Haneul dengan semangat.
"Ok. Kimbapnya besok saja ya, Haneul harus tidur malam ini. Ok?" Ajak Jimin dan Haneul mengangguk memeluk leher Jimin. Membawany ke kamar dan segera membawa Haneul pergi ke dalam mimpinya.
Tetapi saat Jimin hendak menutup matanya ia merasa Haneul merangkak mendekat kearahnya dan mencium pipi kiri Jimin. Memeluknya lalu berkata, "Good Night Uncle, Haneul sayang Uncle."
Pipi Jimin berubah menjadi merah karena ucapan Haneul padanya. Yang dimaksud Chimmy itu adalah dirinya sendiri, kata Haneul itu adalah panggilan sayang Haneul untuk Jimin. Ia baru saja ditaklukan oleh gadis kecil berumur 10 tahun.
Jimin memang tinggal sendiri. Tapi kehadiran Haneul membuatnya merasa bahwa ia tidak sendiri. Jimin mempunyai Haneul yang senantiasa akan menemaninya bila Jimin sedang dalam suasana apapun, maupun itu sedih, senang, atau dalam duka.
Panggil saja aku seorang pedofil. tapi jangan biarkan Jungkook dan Hera tau tentang ini.
💐💐💐
a/n: jngan lupa fhallaw ig aku @milo.enthusiasm yaa tengkius
KAMU SEDANG MEMBACA
Elation
FanfictionBook 2 Of Verwirrt. [15+] Kehidupan keluarga Jeon Jungkook yang selalu diliputi masalah setiap harinya. Keseharian Jimin yang mendekati sang anak perempuan Jungkook. -Jeon Haneul-