[reminder] kalau di italic atau tulis miring, mereka lagi bicara pakai bahasa Indonesia ya kawan.
Jungkook memasuki kamar miliknya dengan perlahan, berusaha untuk tidak mengganggu Hera yang sedang tertidur dengan pulas. Jungkook baru saja pulang, mengingat bahwa ia baru saja membuka gedung baru membuatnya kewalahan.
Tapi semua itu ia lakukan hanya untuk kedua anak kesayangannya. Tidak ingin ada pertengkaran dengan hak milik perusahaan, Jungkook membuat gedung baru di Myeongdong.
Setelah melepas seleruh barang di badannya dan memakai baju tidur Jungkook terkejut ketika melihat Hera yang sedang terduduk dengan rambutnya yang tidak karuan menatapnya dengan wajah mengantuk, mengusap matanya perlahan memperjelas penglihatannya.
Hera menepuk sisi tempat tidurnya bermaksud agar Jungkook segera merebahkan badannya yang lelah di sampingnya. Jungkook berjalan perlahan menuju kasur dan tidur sebelah Hera menatap kedua matanya yang lelah, mereka berdua sama sama lelah.
"Maaf," Ucap Jungkook penuh penyesalan.
"Maaf karena aku membangunkanmu dari mimpi indah yang sedang kamu lakukan." Sambung Jungkook.
Hera menggelengkan kepalanya dan berkata, "It's ok Jung, i'm fine." dengan suara yang pelan.
Jungkook tertawa kecil, memeluk badan Hera perlahan. Menunjukkan afeksinya yang tidak ada habisnya dari tahun ke tahun.
Jungkook sangat khawatir. Haneul dan Hanbyul sudah besar, semakin besar mereka tumbuh maka semakin jarang mereka berkumpul dengan keluarga. Hanbyul kuliah dan Haneul bekerja. Jungkook selalu pulang malam dan Hera selalu sendirian di rumah.
Ia sangat merasa bersalah meninggalkan Hera sendiri setiap harinya.
"Apa yang kamu lakukan saat mereka tidak dirumah?" Tanya Jungkook sembari mengelus rambut kepala Hera penuh kasih sayang.
"Aku membersihkan rumah, bermain dengan Miri, menonton TV. Entahlah aku melakukan sesuatu yang retrorik." Jawab Hera yang membuat Jungkook semakin kecewa dengan dirinya sendiri.
"Kamu tau? Aku cuti untuk satu bulan mulai besok." Ucap Jungkook mengeratkan pelukannya. "Benarkah?" Tanya Hera yang dibalad dengan anggukan dari Jungkook.
"Ayo kita pergi."
Hera mengernyitkan dahinya dan mengangkat wajahnya dari dada Jungkook, menatap manik mata sang suami seakan akan bertanya kemana. Jungkook tersenyum lebar ketika melihat wajah kebingungannya.
Mencium bibirnya sebentar saja dan kembali menatapnya, "Where do you think we were going?" Tanya Jungkook. Hera terdiam memikirkan sesuatu. "Tidak tau." Jawabnya membuat Jungkook terkekeh
"Kamu tidak rindu Mama? Bukan Oemma, tapi Mama." Kata Jungkook memberi Clue untuk Hera.
"Kita mau ke Bali?! Seriusan?! Kamu boong aku tendang ya!"
Jungkook tertawa kencang, sampai sampai ia mengeluarkan air matanya. Sudah lebih dari 15 belas tahun Jungkook tinggal bersamanya, dan sudah selama itu pula ia tidak mendengar gadis kelahiran dari Jakarta ini berbicara dengan bahasanya.
Hera menjerit dalam hatinya, berdoa agar Jungkook menjawab iya untuk perkiraannya. Jungkook mengangguk, Hera bersorak memeluk badan Jungkook seerat mungkin sebagai tanda terimakasih darinya. Jungkook tersenyum mengelus rambut Hera sayang, membalas pelukannya.
"Aku rindu, masa remaja kita dulu." Ucap Jungkook tiba tiba yang membuat Hera tertawa dan menatap Jungkook meledek lalu berkata "Aku remaja, kamu sudah dewasa Jeon. Bahkan sudah dipanggil 'Pak' Hahahahaha!" Hera tidak bisa menahan tawanya.
"Jangan ngeledek aku dong! Kamu inget ga sih waktu di Bali aku dikira suami kamu berarti kamu udah dikira Ibu Ibu." Jungkook berusaha membela dirinya sendiri. "Iya iya Pak Jungkook jangan lupa ulangan Fisika nya ditiadakan saja ya Hahahahahaha!" Hera masih saja tertawa keras.
Jungkook memutar bola matanya malas lalu menatap kedua mata Hera dengan tatapan serius. Hera seketika terdiam. "Jangan, jangan mengulang masa lalu." Ucapnya tiba tiba membuat Hera teringat dengan kejadian pada masa kelamnya.
"Serius, Jeon. Kamu kenapa ninggalin aku?" Tanya Hera yang membuat Jungkook mematung dalam posisinya.
Tersenyum manis menunjukkan berapa sayangnya pria ini pada sang istri, mengelus surai hitam Hera dengan lembut. Kedua matanya berbinar bagaikan bola kristal menatap dengan kesedihan, menyeka hidungnya lalu menggenggam jemari tangan Hera.
"Karena hanya pria brengsek yang berani membentak sang kekasih, dan aku sadar bahwa aku pria brengsek itu. Maaf." Jawabnya.
"Tetapi kau kembali." Balas Hera dengan genangan air di matanya. "Karena aku ingin menebus kesalahanku. Menghapus semua kegelisan dan kekhawatiranmu dengan kebahagiaan keluarga kecil kita nanti, keluarga kita sekarang."
Hera tersenyum, tidak menyangka pria ini berkata begitu manis padanya. "Kalau aku tidak datang pada malam itu, mungkin sekarang kamu sedang tertidur bersama Yoongi Hyung, bukan bersamaku." Ucap Jungkook. "Itu tidak akan terjadi karena aku selalu menunggumu, Jeon Jungkook."
Hidup bahagia itu sederhana. Tidak memerlukan uang atau benda berharga, melainkan orang yang kita sayangi lah yang selalu membuat kita senantiasa bahagia setiap harinya. Menjalankan keseharian penuh kasih sayang dan kemudahan yang selalu dibantu oleh pasangan kita adalah sesuatu definisi hidup sempurna yang tidak bisa di deskripsikan lagi.
Dan aku, Jeon Hera. Sangat beruntung memilik sosok pria ini dalam hidupku. Tidak pernah mengeluh kesal. Selalu ada untuk keluarga dan rela meninggalkan seluruh hidupnya hanya untuk orang tersayangnya. Jeon, kau pahlawanku, kau adalah cintaku hingga akhir hayat nanti.
===
Hi! Buat kalian yang ga ngerti kenapa Hera manggil Jungkook 'Pak' dan kenapa Jungkook bilang gamau bahas masa lalu dan akhirnya si Hera malah nanya masalahnya. Itu ada di Season 1 yaitu : Verwirrt. Bahasanya non-baku jadi mohon maaf kalau ga enak buat dibaca.
That's it! See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Elation
FanfictionBook 2 Of Verwirrt. [15+] Kehidupan keluarga Jeon Jungkook yang selalu diliputi masalah setiap harinya. Keseharian Jimin yang mendekati sang anak perempuan Jungkook. -Jeon Haneul-