4

4.7K 190 18
                                    

Nathan tidak mengerti kenapa Claret bersuara dengan nada tinggi. Nathan juga tidak begitu mengerti apa yang Claret perdebatkan dengan Daniel di telepon. Nathan memang mengerti bahasa Indonesia sedikit-sedikit, tetapi tetap saja dia mengalami kesulitan untuk mengerti keseluruhan percakapan mereka apalagi Claret berbicara dengan cepat.

Nathan mempunyai ibu orang Indonesia dan ayah orang Amerika. Dulu, dia pernah tinggal di Indonesia selama lima tahun sewaktu dia SD. Lalu tidak pernah kembali lagi ke Indonesia semenjak itu.

"Are you in trouble because of me?" Nathan bertanya begitu Claret menyelesaikan pembicaraan teleponnya dan membanting handphone nya itu ke sofa.

"No, it's not because of you. He just ... I don't know. He's getting sensitive when it comes to you."

Nathan mendudukkan dirinya di kursi tinggi di kitchen island. "So it's because of me, then."

Claret menggeleng. Lalu ia mengikuti Nathan, duduk di kursi di sebelahnya. "Just eat your soup."

"Apakah aku mempersulitkan kamu?" tanya Nathan dengan bahasa Indonesia yang terpatah-patah.

"Apakah aku mempersulit kamu?" Claret balik bertanya.

"Kenapa kamu menanyakan hal yang sama?" Nathan terlihat bingung. Ia memiringkan kepalanya sedikit dan berusaha mencerna maksud Claret.

Claret mengedikan bahunya. "Aku sering menyulitkanmu. You helped me a lot."

"I'm always glad to help, you know it."

"So am I."

Nathan tersenyum sambil menatap Claret sampai beberapa saat kemudian dia baru menunduk dan memakan sup buatan wanita itu.

"The wedding was supposed to be in December." Tiba-tiba Nathan membuka percakapan tentang rencana pernikahannya dengan Eva.

"How did you know that she's cheating on you?"

Nathan semalam, dalam keadaan mabuk, menceritakan alasan kenapa dia tidak jadi menikah dengan Eva.

"She told me."

Claret menghela nafas panjang. Dia kemudian merangkul temannya itu dari samping. "Maybe she's just not the one."

Nathan tidak menjawab Claret. Akan tetapi dia merasa jauh lebih baik sekarang.

Claret sudah menjadi bagian yang penting dalam hidup nya tiga tahun terakhir ini. Nathan sudah dapat menyadari bakat Claret sejak pertama kali mereka bertemu di ruang latihan para anggota baru. Nathan juga sudah bisa menduga bahwa Claret akan menjadi teman yang sangat baik. Sayang ia bertemu dengan Claret di waktu yang tidak tepat. Claret sudah memiliki seseorang yang menjadi belahan jiwanya dan Nathan pada saat itu sudah memilki Eva.

"Menurutmu, apakah ada kemungkinan kamu adalah orang nya?" Tiba-tiba Nathan bertanya.

Claret melepaskan rangkulannya, lalu menatap Nathan dengan lekat. "What do you mean?"

"Maybe Eva is not the one, but are you the one for me?"

Claret mengerjap-ngerjap. "Nathan, aku menganggap kamu teman." Claret terlihat merasa bersalah.

Satu detik kemudian, Nathan tertawa. "I'm just kidding."

"Nathan!"

***

Sudah seharian Daniel bersikap uring-uringan sampai membuat Diar kewalahan.

"Anda hanya harus meminta maaf ke Bu Claret, pak. Berhentilah marah-marah seperti ini." Diar berkomentar sambil memasuki ruangan Daniel dan menutup pintu dibelakangnya.

The Best Jerk 2: StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang