Enam Belas

16.6K 754 16
                                    

Guys 😍😘😘
Makasih ya buat kalian yang sudah menambahkan Dear Kapten di reading list kalian. Terimakasih atas vote kalian juga ⭐ ikuti terus ceritanya 😉

***

Aku membeli tisu dan kipas.Semoga itu bisa membantu buat ngeringin bajunya Mas Teguh. Tak lupa aku juga membelikannya teh hangat, ada rasa khawatir juga diriku pada kadal ijo. 🙊🙊

Saat aku kembali ke kolam, aku melihat Mas Teguh sedang berbincang dengan seorang gadis.

"Dasar Kadal ijo, baru ditinggal bentar udah genit" dumelku

Aku menghampiri Mas Teguh dengan kesal. Seperti cacing kepanasan 😡😤

"Nah, ini dia orangnya yang Mas ceritakan tadi" ujar Mas Teguh pada gadis berambut panjang itu.

Gadis itu membalik badannya

"Monic !!!"

"Sil, kamu ngapain disini?" tanya monic

"Pikniklah, inikan tempat umum" jawabku sinis

"Nih Mas, diminum dulu tehnya !" aku menyerahkan teh hangat yang ada di kantong plastik

"Makasih ya Dek"

Monic belum juga pergi, malahan terus memperhatikan Mas Teguh. Aku mengelar baju Mas Teguh yang basah tadi, supaya kering aku kipas saja. Dengan kekuatan penuh, aku mengipas baju Mas Teguh supaya cepat kering. Saller moon kali ah 🙈 Dengan kekuatan bulan 😂

Mas Teguh jadi pusat perhatian sekarang. Bukan hanya para wanita yang berseliweran di depannya saja, tapi Monic juga yang ada di sampingnya.

Dengan perut kotak - kotak, lengan berotot dan tubuh kekar berisi. Kulit sawo matang, rambut tegak kayak landak, berlesung pipit. Siapa coba wanita yang tidak terkesimah melihat kadal ijo.

"Sil, jadi ini abang Kamu?" tanya monic

Aku sudah habis kesabaran, sedari tadi aku melihat tingkah centil monic pada Mas Teguh. Yang terus mencoba mencari topik pembicaraan supaya dapat bercengkrama dengan Mas Teguh

"Bukan, Abang Aku Mas Angga. Kalau ini Mas Teguh. Kamu ingat nggak dulu, aku pernah posting foto lelaki yang kamu bilang Om - Om itu?? Ini orangnya, berdiri di hadapan kamu"

Monic hanya diam, dan kemudian pergi.

"Udah nih, pakai bajunya. Sisil ndak mau Mas jadi pusat perhatian. Buruan pakek !!!" pintaku dengan nada tinggi

Mas Teguh memakai sepatunya.

"Cieee cemburu ya" ejek Mas Teguh

"Ndak, siapa lagi yang cemburu sama Om - Om. Masa bodoh, peduli amat ngurusin hidup orang" gerutuku

"Tapi Om nya ganteng tu Dek 😎 Beneran nggak cemburu? Lalu kenapa marah?" tanya Mas Teguh

"Ya habis kamu di bilang Om - Om sama Monic tadi. Dia itu udah ledek kamu Mas. Paham ndak?!" jawabku

"Yaudahlah Dek, biarin itu hak mereka buat nilai Mas. Yang penting kita berusaha perbaiki diri saja" tutur Mas Teguh

"Udah, jangan cemburu berlebihan" tambah Mas Teguh

"Sisil ndak peduli" ketusku

"Nggak peduli tapi kok semalam masuk kamar Mas lalu selimuti Mas. Takut Masnya kedinginan ya?"

"Haduhh kok kadal ijo bisa tau ya?" batinku

Aku segera beranjak dari dudukku. Mas Teguh mengikutiku dari samping.

"Sana gih, cari cewek ndak usah buntutin Sisil"

"Dek, kalau cemburu nggak perlu kayak gitu"

"Siapa yang cemburu?! Sisil mau masuk rumah hantu"

"Mas ikut"

"Mas pergi aja sama Monic tu, atau cari cewek lain gih sana. Sisil berani sendiri"

Aku masuk wahana rumah hantu. Disusul Mas Teguh yang mengikuti dari belakangku.

Langkahku terhenti ketika sudah masuk, aku terus menatap pintu masukku tadi. Rasanya ingin balik lagi, disini gelap dan suasanya mistis. Yaiyalah gelap dan mistis kalau mau yang terang dan rame bukan rumah hantu namanya, tapi rumah makan 😂😆 ramee pengunjung dan banyak makanan pula 😅 tapi makannya bayarlah 😁 Jangan minta gratisan mulu 😁 Tapi kalau diajak makan gratis mah, ayok aja 😎🙈 cari yang hemat aja dah 😹

"Katanya berani? Kok berhenti?" tanya Mas Teguh

"Mas duluan, Sisil ngikut di belakang Mas kok. Udah santai aja, Sisil jagain Mas Teguh kok" jawabku yang sebenarnya takut dan ingin balik kekuar, tapi tidak bisa 😁😓

Mas Teguh berjalan duluan di depanku. Aku mengikuti Mas Teguh dari belakang. Tiba - tiba sosok pocong menampakkan dirinya di depanku. Entah dari mana datangnya, yang jelas buat aku merasa kaget dan teriak histeris. Aku pukul - pukul kepala pocong itu, setelah itu aku dorong tubuh pocong itu hingga terjatuh.

Aku takut, tapi masih saja berdiri di samping pocong itu sambil memukulnya dan berteriak histeris. Tunggu, aku bingung antara aku takut dan emosi. Sudah tau takut bukannya lari buat kabur tapi malah terus memukuli itu pocong pakai tas. 😂🙉🙈

Mas Teguh datang dan memisahkan ku dari pocong yang sudah tidak berdaya itu. Sungguh malang nasibmu cong 🙊😂

Mas Teguh memelukku dan terus menyusuri jalan untuk mencari pintu keluar. Di sepanjang jalan jalan kenangan Mas Teguh terus bersiaga menjagaku dari hantu - hantu nakal itu. Ehh ralat,di sepanjang jalan yang gelap 😅😅

Selama Mas Teguh mencari jalan keluar, hantu - hantu itu semakin usil padaku. Mungkin mereka dendam karena pocong aku pukuli sampai tak berdaya, Mbak suster ngesot aku jambak rambutnya waktu narik kakiku, Mbak Kun alias kuntilanak aku gigit tangannya waktu nyentuh pipi Mas Teguh. Duhh sadis banget ya aku 🙈🙊 Pasti itu hantu takut padaku 😅 karena aku siksa mereka dengan sadisnya caraku 😹 kayak lagu ya 😆

Tanpa aku sadari aku sudah berada di pintu keluar.

"Dek, keluar dari ketek Mas" pinta Mas Teguh

Hahaha iya 🙈 dari awal ketemu pocong tadi sampai aku keluar, aku bersembunyi di ketek Mas Teguh 😂😆

"Betah banget di ketekin" ujar Mas Teguh sambil tertawa lepas

"Udah keluar kita Mas?" tanyaku

"Perasaan tadi ada yang bilang berani sendiri. Ada yang bilang mau jagain Mas. Mana ya orangnya?"

Aku mencubit kecil perut Mas Teguh.

"Kita ke 3 Dimensi yuk Mas. Foto - foto terus kita ke tempat yang lainnya lagi"

"Iya.. Mas ngikut" sambil memberikan senyum termanisnya.

Tau nggak? Lesung pipit Mas Teguh itu yang buat dia manis banget. Meleleh dibuatnya 😍




Yeay 🙏 😃
Akhirnya bisa update lagi setelah perjuangan melawan 😁 melawan apa ya??

Jangan coba - coba lagi deh 😁

Author atut 🙈

Serius aja 😅

Jangan main - main 😃

Apalagi soal perasaan

Yahhh author malah curhat 😆🙈🙈

Dear KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang