Kaki Jaehyun terhenti setelah lima langkah melewati gadis itu. Sedari tadi ia berjalan sambil memakaikan ponsel sehingga Jaehyun tidak benar-benar melihat jalan. Toh sudah malam, sepi, begitu pikirnya.
Jaehyun baru saja pulang dari perpustakaan dan sedang menuju asrama kampusnya saat ekor matanya tidak sengaja menangkap seorang gadis yang tidak asing. Hm, tapi bukan hantu.
Dengan posisi yang sama, yaitu kedua tangan memegangi ponsel, Jaehyun mengambil beberapa langkah mundur.
Barulah saat dirinya sejajar dengan kursi panjang tempat gadis itu duduk, Jaehyun menoleh dan sedikit terkejut karena perasaannya benar.
"J—jiho?"
Yang dipanggil sedikit terlonjak dan segera mengusap pipinya —entah mengapa. Sepertinya gadis bernama Jiho ini baru sadar atas kehadiran Jaehyun.
"Eh, iya."
Jaehyun pun menaruh ponselnya di saku sebelum memutuskan untuk duduk di kursi panjang kayu itu, di sebelah Jiho.
"Apa kabar?" Jaehyun berusaha keras menahan suaranya agar tak terdengar terlalu bersemangat.
"Baik lah, kapan hidup gua susah haha."
Dasarnya emang suka senyum, ketemu mantan terindah waktu SMA pun bikin senyum Jaehyun makin lebar. Dan manis. Wkwk.
"Anyway, lu ngapain malem-malem dusun di sini sendirian?"
"Ya suka-suka gua dong?????"
Hm, masih aja ya suka salty kaya dulu, batin Jaehyun. Bukannya balik salty, Jaehyun malah senyum lagi soalnya dia emang sekangen itu di-salty-in oleh mantan.
"Lo kuliah di sini juga, Ho?"
"Ya kalo ngga kuliah di sini ngapain gua di sini anjir???"
Kali ini Jaehyun cuma garuk-garuk tengkuk soalnya kayanya Jiho emang se-gak-mau itu buat ngobrol dengan Jaehyun.
Padahal mah itu Jaehyun nggak tahu aja. Karena gelap, Jaehyun gak bisa lihat dengan jelas kalau mata Jiho bener-bener sembap dan merah.