Thirty Four

21.7K 950 70
                                    

Happy Reading!

***

Sesuai perjanjian yang telah disepakati, Rena, Aldy, dan kawan-kawannya akan belajar kelompok di rumah Alexa. Sebenarnya perjanjian tersebut tidak disetujui oleh si tuan rumah, namun karena kalah suara, terpaksa Alexa mengalah.

Alexa sudah mengira hal ini akan terjadi. Datang ngaret dan belajar tidak serius.

Padahal, kemarin mereka sepakat untuk datang jam 3 sore, tapi nyatanya Aldy dan kawan-kawannya datang jam setengah 4, sedangkan Rena sendiri baru muncul jam 4.

Yah, Alexa maklum sih, orang mereka tukang telat datang ke sekolah.

Kini mereka berada di ruang santai di rumah Alexa. Belajar kelompok itu cuma wacana. Buktinya, kini tak ada satupun dari mereka yang membaca buku, boro-boro membaca, megang saja tidak.

Alexa duduk bersila di karpet dan bersandar pada sofa di belakangnya. Ia sedang memainkan iphone-nya. Alexa sudah lelah mengatur teman-temannya ini. Sedangkan sahabatnya, Rena, tengah tiduran di karpet sembari bersenandung pelan.

Aldy dan Rendy pun ikut tiduran, namun di sofa belakang Alexa. Aldy memejamkan matanya, tetapi tangannya sibuk memainkan beberapa helai rambut Alexa. Kalau Rendy sendiri sudah masuk ke alam bawah sadar.

Gilang tengah sibuk bermain piano, asik dengan dunianya sendiri. Sedangkan Thio dan Dhovan sedang bermain-entah apa-dibalik selambu.

"Diem!" hardik Alexa, karena merasa risih dengan Aldy dan terus-menerus memainkan rambutnya. Alexa menepis tangan Aldy yang tak berhenti usil dengan rambutnya.

Aldy tertawa pelan dengan matanya yang masih terpejam, tangannya pun belum bisa diam. Hingga Alexa berbalik badan dan menangkap kedua pergelangan tangan Aldy. Cewek itu menatap tajam cowok yang tengah tersenyum dengan mata tertutup ini.

Aldy membuka matanya. Dan matanya itu langsung bertemu dengan tatapan tajam milik Alexa. Ia menatap intens kedua bola mata Alexa, membuat yang ditatap menjadi kaku.

"Cie, pegang-pegang," ucap Aldy dengan senyum menggoda. Matanya sesekali melirik pergelangan tangannya yang masih digenggam oleh Alexa.

Alexa berdecih sambil melepaskan tangan Aldy. Ia kemudian kembali membalik badannya ke posisi semula. Namun, saat ia diam-diam melirik Aldy, cowok itu tahu dan mengerling sambil tersenyum manis.

Alexa pun langsung membuang muka. Jantungnya berdegup lebih kencang.

Alexa memutuskan untuk keluar dari ruang santai. Ia merasa tak betah berada disana. Selain karena isinya orang absurd semua, alasan lain yaitu karena jantung Alexa yang tak kunjung kembali normal.

Tujuan Alexa adalah dapur. Sesampainya di dapur, Alexa mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air mineral dingin.

Dalam sekali tenggak, air di dalam gelas tersebut tinggal tersisa sepertiga gelas. Alexa lalu duduk di salah satu kursi meja makan. Ia menidurkan kepalanya diatas meja makan dengan lengan kiri sebagai bantal. Cewek itu berulang kali menghela nafas perlahan.

"Lo kenapa, Al?"

Suara itu membuat Alexa menahan nafas seketika. Ia segera mengangkat kepalanya dan melihat ke pemilik suara. Aldy tengah berdiri di samping kursi yang didudukinya.

Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang