Chapter 4

418 46 12
                                    

Tidak terbayangkan oleh [Name] hidupnya yang semula monoton tiba-tiba langsung  berubah sejak kemunculan dua pemuda 'pendek' yang entah muncul dari mana. Anggap ini keajaiban. [name] seperti berada dalam  manga Shoujo yang ia baca di internet atau komik yang ia 'curi' dari temannya.

Berbicara soal pendek, tentu tak lepas dari seorang Akashi Seijuurou dan Levi Ackerman yang sekarang tengah duduk santai di sofa ruang tengah di rumah [Name]. Jangan tanya [Name] dimana karena gadis itu malah tertidur pulas di kamarnya yang dulu berantakan sekarang sudah sangat bersih berkat dua pembantu baru    yang dengan suka rela merapikan kamarnya [mean : Akashi, Levi. *diinjek* ]

“Apa sebaiknya kita membangunkan gadis itu?” Levi yang sedang fokus menatap layar persegi di depannya seketika langsung melirik Akashi Seijuurou di sampingnya. Dengusan meluncur dari pria yang memiliki model rambut undercut itu.

“Percuma saja. Kita sudah membangunkannya lebih 10 kali” ujar Levi kembali mengalihkan pandangan pada benda ajaib  bernama 'televisi' yang menampilkan progam bagaimana tata cara membersihkan ruangan dengan baik dan benar dan  terlepas dari segela macam kuman dan virus(?) .  Levi tentu sangat serius memperhatikan tanpa melewatkan satu pun bagian yang ada. Saat iklan pun, Levi tak ingin mengalihkan pandangan atau mengganti chanelnya. Jelas saja, lagi pula di markas Scouting Legions   mana ada benda-benda seperti ini? Rupanya Levi sudah sangat-sangat ketinggalan zaman.

Berbeda dengan Akashi, ia malah sesekali melirik kebelakang  melihat apa [name] sudah bangun atau belum. Pemuda merah tersebut menghela nafas pelan tidak mendapati sosok yang ia tunggu. Akashi beranjak dari sofa  membuat Levi melirik pemuda merah itu sekilas.

“Aku akan membangunkannya. Ini sudah jam 11 siang. [Name] juga belum makan” Akashi berlalu menuju kamar [name] yang ada di lantai dua.

“Terserah kau saja.. ” gumam Levi mengedikkan bahu acuh.

Sementara di kamar [name], gadis itu semakin merapatkan selimut di tubuhnya. Menyamankan tubuh itu di dalam selimut yang hangat dan kasur yang empuk, seakan membuatnya semakin betah di sana. Biarkan [name] menikmati tidur panjangnya sebentar saja.

Akashi membuka pintu kamar [name] karena tidak mendapatkan sahutan dari ketukan yang ia berikan beberapa kali.  Ia lihat suatu gundukan di atas kasur yang sudah Akashi  yakini adalah [name]. Akashi melangkah perlahan, sangat perlahan. Takut-takut mengganggu tidur gadis itu akibat langkah kakinya. Biarkan Akashi membangunkan  dengan cara normal.

Disibaknya selimut biru [name] sebatas leher, membuat gadis tersebut mengernyitkan dahi dalam tidur. Akashi tersenyum tipis. Manik heterokom nya menatap wajah polos [name] yang terlihat menggemaskan  ketika tertidur seperti saat ini.

Akashi ingin memperhatikan wajah [name] lebih lama tapi ia ingat tujuannya kemari untuk membangunkan [name] . Belum sempat Akashi membangunkan gadis itu, [name] sudah membuka mata menampilkan manik [your fav eyes]  yang terlihat memesona di mata Akashi.

“Oh, Ohayou” sapa [name] kembali menutup kedua matanya yang membuat Akashi sweatdrop seketika.

“Cih, gadis pemalas. Oi, gaki, bangun!”

Entah sejak kapan, Levi sudah berdiri di sisi ranjang [name] dengan sebuah koran yang sudah dilipat rapi ditangannya dan mendaratkan koran tersebut ke pipi [name] yang seketika menimbulkan warna kemerahan, tentu saja membuat [name] langsung melompat dari tempat tidur saking kagetnya. Akashi sedikit terkejut, ia bahkan tidak menyadari kehadiran Levi saat memasuki kamar [name] oh, apa Levi juga memiliki hawa keberadaan yang tipis seperti uk—teman birunya si Kuroko Tetsuya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Must ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang