Heartbeat

49 10 8
                                    

Lelah.

Setidaknya itu adalah sebuah kata yang mendeskripsikan hari ini untuk Haneul. Kini ia berbaring di kasur tercinta, masih dengan keadaan mata terbuka, ia memutar ulang kejadian pada hari ini di benaknya.

"Aku Jimin, Park Jimin"

Haneul benar-benar bingung. Wajahnya mirip, memiliki nama yang sama, perilaku dan tindakan yang serupa, dan terlebih suaranya sangat memberi bukti bahwa pria itu adalah kekasihnya yang telah tiada.

Haneul memejamkan matanya lalu menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak mungkin Jimin nya yang dulu kembali, mana mungkin orang yang sudah masuk di dalam peti, dapat seenaknya keluar dari peti lalu berkata "halo, aku kembali". Itu sangatlah mengerikan, bung.

Terlebih, setelah itu ia diberi skors oleh atasannya. Sudah dingin, kejam pula. Dan yang paling penting juga hukuman itu diberikan karena pria laknat Jeon Jungkook itu, yang akhirnya Haneul temukan sedang berdiri di sampingnya saat ia menangis di dekat sungai Han.

Sebenarnya apa tujuan Haneul hidup?

Ia hanya ingin bahagia dan mengikuti alur yang seharusnya ia terima. Tapi, jika alurnya seperti ini bagaimana caranya Haneul bahagia? Hidupnya seperti benar-benar ditimpa banyak masalah yang Haneul tidak pikirkan sama sekali.

Haneul tidak bisa tidur, ia membutuhkan Taehyung. Apa ia masih terjaga? Untuk mengetahui jawabannya tentu Haneul harus keluar dari kamarnya untuk melihat.

"Oppa, apa kau belum tidur?" Haneul menoleh, dan melihat Taehyung masih terjaga dengan laptop menyala di depannya.

Taehyung terkejut, lalu dengan cepat ia menutup laptopnya. Apa yang sedang ia lakukan? Haneul terheran.

Taehyung membenarkan posisinya dan menoleh ke arah Haneul "Kenapa belum tidur? besok kan kau kerja"

Perkataan Taehyung sebenarnya menusuk Haneul, namun ia memang belum memberitahu Taehyung masalah ia dihukum tidak bekerja selama 2 hari.

Haneul benar-benar salah tingkah, Taehyung sukses membuatnya menunduk "Um.. masalah itu, aku sebenarnya sedang di hukum tidak bekerja selama 2 hari" Haneul mencoba untuk menjelaskan, sembari memainkam rambutnya.

Mendengar hal itu, Taehyung kembali terkejut. Seingatnya, Haneul tidak memberi tahu apa-apa.

"Kenapa tidak memberitahuku?" Taehyung mencoba untuk bertanya

"M-maaf, aku takut untuk memberitahumu"

Taehyung beranjak dari tempat duduknya, dan menghampiri adiknya. Ia memegang pundak Haneul, membuat Haneul menoleh ke arahnya

"Hey, untuk apa takut? Aku ini kakakmu, tidak usah takut untuk memberitahuku apapun. Aku selalu ada di sisimu, Haneul"

*Flashback*

"Kamu kenapa?" Park Jimin menatap Haneul khawatir, terdapat sirat kesedihan di wajah Haneul.

Haneul menitikkan air matanya, menangis sejadi-jadinya di depan sang kekasih, Park Jimin. "A-aku.. Berkelahi dengan kakakku"

Melihat kekasihnya menangis, hatinya tergerak untuk memeluknya erat. "It's okay, Haneul. Semuanya baik-baik saja" Tangannya mengelus punggung Haneul, memberikan kenyamanan tersendiri untuknya

Lacunar Amnesia #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang