Mr. disturber

115 11 7
                                    

Apriyani

Aku berusaha menutup telinga ku dengan dua bantal, mencoba meredam suara berisik dari seseorang yang sedari tadi menggedor pintu kos ku. Oh ayolah.. ini hari minggu, kuliah saja hari ini aku libur, tidak bisakah dia sehari saja libur mengganggu ku...

    "Apriyani Rahayu... bangun woy... ini udah siang... dasar kebo..." suaranya yang nyaring seperti toa masjid itu kembali menggema, bersauhatan dengan gedoran pintu yang hampir membuat ku gila.

Sudah lebih dari satu bulan, cowo stres itu terus jadi penguntit ku, kemana pun aku pergi dia selalu berusaha mengikuti. Bahkan setiap hari dia mau mengantar jemput aku pergi ke kampus atau pergi ke toko. Bukannya aku tidak mau, yah itung-itung ngirit ongkos. Tapi kadang aku tidak tahan dengan sifatnya yang sangat menyebalkan itu, bahkan setiap kami bertemu lebih banyak bertengkar dari pada akur.

Entah anak itu kerasukan atau kesambet jin apa, hingga dia selalu membawakan ku bekal roti selai dan memaksa ku memakan habis dihadapannya.

    "An nih, gue bisa bikin roti selai yang lebih enak..." Jojo mengarahkan kotak bekal dihadapan ku.
   "Lebih enak...? Maksudnya...?" Aku tidak mengerti dengan gaya bicara Jojo yang seperti menggantung itu.

   "Pokoknya lebih enak deh dari buatan siapapun, lo coba aja, nih gue buka ya, nih coba deh..." Jojo membuka kotak bekal itu dan mengambilkan satu lembar roti.

   "Gue kenyang..." kata ku malas. Sebenarnya aku sudah makan sebelum pergi kekampus tadi.

Dengan wajah cemberut Jojo menutup kotak bekal itu dan memalingkan wajahnya dari ku. "Astaga Jo, lo kaya anak kecil, yaudah nih gue makan..." kata ku sambil meraih kotak bekal itu dari tangannya dan memasukkan paksa roti itu kemulut ku.
  
   "Good girl..."
Aku hampir saja memuntahkan roti itu kembali melihat senyum Jojo yang dibuat-buat.

   "Ani...!! Keluar ngga lo, gue dobrak nih pintunya..."
Aku menendang-nendang selimut hingga jatuh kelantai. Orang itu memang sudah bosan hidup. Dasar cowo gila...!
Umpat ku . Dengan cepat aku loncat dari tempat tidur dan berlari menuju pintu, rasanya sudah tidak sabar untuk memukul muka si sialan itu dengan sandal.

   "IYA..APA..HEH..!! APA...? NGGA TAU ORANG LAGI TIDUR..." aku membuka pintu dengan kasar, langsung meneriakinya dengan nada paling tinggi. Dia mengerjapkan mara beberapa kali melihat ekspresi ku yang melototkan mata kearahnya.
Sejurus kemudian dia tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

   "Eh Ani sudah bangun...," katanya masih sambil tersenyum.

   "IYA GUE UDAH BANGUN LO MAU APA...?"
Kata ku sambil meletakkan tangan dikedua pinggang, menampakkan betapa kesalnya aku dengan cowo ini.

   "Galak bener An..., lagi PMS ya..."
Plak...!!!
Aku mendaratkan satu tamparan di lengannya. "Aaww...! An.. sakit tau..." dia merintih sambil memamerkan wajah memelas.

   "Jonatan... pliisss lo pulang, gue mau tidur, nanti siang gue harus kerja..!" Kata ku, berusaha menekan amarah, padahal aku mulai tergoda untuk membenturkan wajahnya ke dinding. Jojo berdecak pelan dan menabrak bahu ku masuk begitu saja kedalam kos.

   "Hedeeehhh... cape juga teriak-teriak... cepet siap-siap An, kita mau jogging pagi..." katanya sambil mendaratkan bokongnya keatas kursi.

Aku memijat dahi frustasi, orang ini tidak pernah mendengarkan perkataan ku. Lihatlah bahkan dia seperti tidak mempunyai malu sama sekali. Masuk ke kosan cewe tanpa ijin, berteriak-teriak tidak jelas didepan kos. Kadang aku bingung dia manusia terbuat dari apa, besi atau batu bata mungkin.

GIVE ME YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang