💮Happy reading 💮
saat aku berjalan menuju tempat dimana anakku duduk,dia tidak ada di sana aku mencarinya ke toilet tetap tidak ada juga.akhirnya aku keluar dan mulai nencarinya.
------------------------------------------------
saat semua ruangan sudah di lihat,aku ingat kalo kalo kantin belum di lihat.
kakiku sudah melangkah ke kantin.ku edarkan pandanganku ke semua penjuru kantin.dan aku melihat anakku sedang makan dengan seorang wanita dewasa.
aku mulai melangkah mendekat.saat aku tiba wanita itu merasa ada yang mendekat dan berdiri se
dikit membungkuk."selamat siang pak"
"ya"
"ken kan ayah udah bilang jangan kemana-mana."
"aku lapal ayah"
aku sedikit melirik wanita itu. dan wanita itu melihat dengan terkejut.
Aku melihat wanita itu menunduk takut terhadap ku.
"Permisi pa saya pergi dulu" wanita itu memandangku takut dan mulai melangkah pergi.
"HAY BUNDA KAU MAU KEMANA LAGI AKU LELAH MENUNGGU MU." Aku melihat anakku berteriak dan mengerucutkan bibirnya.
"Eh...eemmm...kamu panggil tante?" Melihatnya cenggo dan menunjuk diri sendiri membuatku tersenyum tipis.
Melihat anakku devan mendekati wanita itu aku terheran tak seperti biasanya, dan aku masih melihatnya dengan muka lucu itu.
Cup...
Cup...
Aku yang melihat terkaget kaget karna tingkahnya. Mencium kedua pipi wanita itu, aku semakin tersenyum melihat wajahnya itu.
"Hay sayang kenapa kau menciumku lagi, Hhmmm?"
"Abis aku gemas lihat wajah bunda. Lasanya aku ingin mencium bunda setiap saat." Mendengar suara cadel khas anak anak itu membutku mendekat.
Cup...
"Bunda jangan pergi lagi ya" bujuk anakku dengan
"Tapi tante harus pergi kerja lagi sayang maaf ya."wanita itu menunjukan penyesalan yang sangat ketara.
"Aku bilang BUNDA BUKAN TANTE. Bunda sa tau ga si ken bilang Hikss...hikss." aku melihat wanita itu mulai panik karena melihat ken yang menangis.
"Hay sayang jangan nangis lagi ya nanti ken jadi jelek gimana?"aku melihat wanita itu mendekat dan mulai menggendong ken untuk menenangkan.
Aku hanya bisa memandang dari kejauhan dan melihat apa lagi yang akan di perbuat anaknya itu.
Shasa
"Hay sayang jangan nangis lagi ya nanti ken jadi jelek gimana?"aku melihat wanita itu mendekat dan mulai menggendong ken untuk menenangkan.
Saat aku memalingkan wajahku, aku melihat bosku sedang memandangku datar dan mengedikan.
'Apa pak devan akan memarahiku?'batinku berucap dengan takut takut.
"Tapi bunda mau kemana? kan ken bilang bunda sama ken aja."anak bos ku sedang merajuk sangat menggemaskan.
"Tapi sayang tante beneran harus balik kerja lagi. Kalo ken mau maen lagi besok ya? Tante tunggu di sini lagi" aku mulai menurunkan anak yang menurutku sangat menggemaskan itu.
Cup...
Cup...
"Jangan nangis lagi ya tante mau balik kerja dah ken sayang" aku mencium kedua pipinya dan mulai berjalan pergi dengan cepat.
Belum terlalu jauh sasa berjalan suara tangisan yang sangat memilukan hati yang mendengarnya.
Membuat sasa memberhengikan langkahnya itu. Dan melihat kebelakang, pak devan sedang berusaha menenangkan ken.
Sasa melihat ken terus menangis dan menatap dengan air mata yang terus mengalir.
Sasa yang sedah tidak kuat melihatnya mulai berlari dan berlutut untuk menyamakan tingginya. Dan mulai mendekap tubuh mungil itu.
" sayang jangan menangis lagi ya" aku hanya bisa bicara dengan lirih
"A...aku hikss...hikss...mau hiks...sama bun hikss...bunda huaaaa bunda jangan pel hikss...hikss pelgi."aku yang mendengar itu merasa tak kuat pin menganguk.
"Iya sayang tante ga akan pergi kok tapi ken jangan nangis lagi ya"
"Aku mau panggil bunda bukan tante. Emang bunda kaya tante badut apa di panggil tante?" Aku melihat dia mulai ber kacak pinggang dan tatapan marah yang sangat menggemaskan.
"Tapi sayang tante bukan bunda kamu"aku coba memberi pengertian padanya.
Aku melihat dia memalingkan pandangannya pada ayahnya yang tak lain adalah bos besar pak devan.
"Ayah ken mau bunda sama ken" sepertinya ken mulai membujuk ayahnya agar keinginannya terwujut
"Tante itu benar ken dia bukan bunda ken"pak devan sedang memperingati anaknya dan melirik sasa
"Kenapa enggak yah ken mau bunda sa kalo ga aku..." aku melihat ken sedang berfikir dengan keras
Aku yang melihatnya hanya terkekeh kecil, dan mulai beranjak pergih.
Belum lama aku pergi untuk membeli minum suara tangisan yang sangat kencang hadir kembali.
"Huaaaaa bunda bohong katanya ga akan tinggalin ken."
"Bunda gak ninggalin kok makannya ken jangan nangis ya anak ayah"pak devan sedang menenangkan devan.
"Hikss bunda hikss bunda dimana bunda hikss...hikss ke...keluar bunda jangan hikss ti...hikss...tinggalin ken bunda hikss ken...mau ikut bunda."
Aku yang mendengar kembali ka asal suara dengan membawa sebotol air mineral
"Hay kenapa nangis lagi ken"
Ken yang mendengar suara itu membalikan badan dan berlari memeluk kaki bundanya.
"Ken takut bunda pergi ga ajak ken"
"Bunda cuma beli minuman buat ken minum. Pasti ken hauskan minum dulu nih."aku menyodorkan minuman dan diterima langsung oleh ken.
"Ken laper ga?"
"Lapel banget bunda" jawab ken dengan tangan mengelus perut
"Pak devan juga apa perlu saya pesankan makanan?"
"Ya stek dan kopi saja."
"Baik pak"
Saat aku kembali dengan nasi goreng, jus jeruk dan pesanan pak devan.
"Ini pak silakan"
"Ken makan nihya jangan suka nangis ya"aku memperingatinya kembali.
"Ken mau disuapin sama bunda."
Setelah semua makanan habis dan ken mulai mengantuk dan tertidur dalam pelukan sasa yang sangat nyaman menurutnya itu.
Tapi dia saat yang bersamaan pula sasa mengangkat kepala untuk melihat ayah anak ini.
Tapi hanya tatapan yang sasa saja tak tau apa dari tatapan itu.
"Kamu kerja di bagian apa" suara bariton itu sangat mengusik telinga sasa.
"Saya di marketing pemasaran pak"sasa menjawab dengan kepala menunduk.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.Maaf buat kalian. Ini aku baru up lagi karna aku juga lagi buat cerita di sebelah nih wkwkw
Jadi jangan bosen nunggu ya
Kalo ada kesalahan penulisan bisa langsung komen
Jangan lupa vote komen kalian ya tentang cerita ini aku tunggu kok ya
Dah kalian😚😘
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DEDDY
RandomKebahagian ku terletak pada anak sematawayang ku yang harus kulindungi,kukasihi,kusayangi,semua yang dia minta selalu terpenuhi. Tapi sebuah permintaan itu sungguh membuatku bingung.harus kah aku mengabulkan atau menolaknya. (Delvin Winata Pratama) ...