HADIAH

26 2 0
                                    

"Kak Odi lagi ngapain?" tanya Brenda yang keluar dari pintu kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Bryan.

"Eh, Brenda. Kakak cuma liat-liat sekeliling aja, hehe."

"Beneran? Kakak mau ke kamarku?"ajaknya.

"Eh? Boleh."

Lalu aku pun masuk ke kamar Brenda, di dalamnya banyak boneka. Terdapat  berbagai pernak pernik warna oranye kesukaannya. Tempat tidurnya menghadap ke sebelah kiri dan di tembok sebelah kiri terdapat meja panjang, disana terdapat foto keluarga yang belum ada wajahku.

"Kak Odi, mau lihat ini?" tanya Brenda sambil menjulurkan kotak kecil berwarna coklat.

"Apa ini?"

"Ini hadiah untuk kakak dariku."

"Wah, terima kasih. Kakak buka ya.."

Lalu aku mebuka kotak itu, dan terdapat kertas yang terlipat di dalamnya. Lalu aku pun membuka lipatan secarik kertas itu. Terdapat gambar keluarga kami dengan lengkap buatan tangan Brenda.

"Bagus kan kak?" tanya nya sambil memberikan senyum manisnya padaku.

"Tentu, kakak akan menyimpannya..."

"Kalau begitu Brenda mau istirahat dulu ya kak, Brenda ngantuk banget... kakak juga tidur ya.."

"Iya.."

Lalu aku pun kembali ke kamarku. Aku duduk diatas kasur empukku, lalu tiduran diatasnya. Kasurku menghadap ke arah pintu kamar, disebelah pintu kamar terdapat pintu kamar mandi, semua kamar memilikinya. Dibelakang kasur terdapat jendela yang amat sangat besar dan aku menghadap ke arah jendela. Kulihat banyak mobil dan motor lalu lalang, membuatku berimajinasi.

Ku membayangkan keluargaku yang dulu, tinggal di sebuah rumah besar seperti ini, pasti mama akan sangat senang. Karena dulu rumah kami tidak terlalu besar, jadi rasanya kurang leluasa.

Aku mengantuk dan memutuskan untuk tidur siang, selagi masih ada waktu 2 jam sampai jam 4 untuk pergi ke rumah sakit papa yang ia kelola. Papa Fero punya 2 rumah sakit 1 ada di Bangka dan 1 lagi ada Jakarta. Kakek kandungku pernah bekerja sebagai dokter sebelumnya di rumah sakit di Bangka sebelum memutuskan pensiun dan buka warung di dekat rumah kakek.

Aku jadi kangen kakek, bagaimana kabar kakek di surga ya. Pasti kakek sudah bertemu mama dan papa.

Karena memikirkan kakek aku pun menitihkan air mata. Aku pun mengusap air mataku dan mencoba untuk tidur.

•••••

"Odi, ayo bangun nak.." tiba-tiba suara kakek mendengung di telingaku.

The Lonely TeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang