PROLOG

38 3 4
                                    

Setelah kepergian kakek, aku tinggal di Jakarta, bersama keluargaku yang baru. Aku pun diangkat menjadi saudara angkat sahabatku, Bryan.

Saat awal ketika aku tinggal bersamanya, sangat canggung. Namun, lama kelamaan aku terbiasa dengan hal itu, walau kita jarang sekali berbicara.

Aku harap aku dapat memutar waktu kembali, agar aku tidak pulang dari rumah kakeku, hari dimana terjadi kecelakaan kedua orang tuaku. Aku harap bila kami tinggal lebih lama kecelakaan itu tak terjadi. Aku juga berharap untuk lebih memerhatikan kakekku dan membuatnya sembuh dan tidak melihatnya tergeletak lemas dan mendapat secarik surat terakhir pemberian kakekku.

Sekarang, aku memang kurang menyukai keluarga baruku ini, walau mereka baik padaku, tetapi aku membenci ibuku. Kenapa ibu harus mengorbankan anaknya sendiri demi sahabat ibu? Apakah anakmu ini tidak penting? Apakah ibu tidak sayang kepadaku? Aku bahkan tidak sudi memanggilnya dengan sebutan ibu atau mama sekalipun. Tapi aku tetap memanggilnya dengan sebutan ibu, karena aku harus menghargainya, walau setiap kali memanggilnya aku memberikan senyum palsu. Aku harap aku dapat memaafkannya dan menjadi orang yang baru tanpa dendam. Tapi apakah aku bisa?

The Lonely TeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang