Mata Ozan membesar serta urat-urat diraut wajahnya mulai bermunculan, rahang lelaki itu mengeras, sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Siapa yang pindahin meja gue, kebelakang? HAH!!" serunya saat memasuki ruang kelasnya.
Suasana di salah satu kelas itu mendadak menjadi menakutkan.
"Kalian gak mau ngaku, oke gue bakal keluarin kalian semua!" Serunya lagi masih dengan emosi yang meluap-luap.
Seorang lelaki berbadan tinggi dan besar melangkah kearahnya dengan santai sambil menatap Ozan tajam.
"Gue. Kenapa?!" Suara lelaki itu seakan menjadi tantangan yang sangat menggoda bagi Ozan.
Ia tersenyum, "Main sama gue!" Serunya, sebelum satu tonjokan berhasil mendarat dipipi lelaki itu dengan kasar.
Lelaki itu kembali menonjok Ozan dengan sangat keras, hingga sudut bibir Ozan mengeluarkan darah segar.
Dilapnya darah itu dengan jari jempolnya, dan menatap lelaki didepannya dengan tajam.
"Bangsat!" Serunya, kembali memukuli lelaki itu tanpa ampun.
Setelah puas dengan permainannya itu, Ozan menarik kerah baju lelaki itu, sambil mengatakan sesuatu.
"Lo gak ada apa-apanya dibanding gue!" Sambil menghempaskan lelaki itu kasar.
"Gak akan bisa lo lawan gue, Fauzan Agnecio Gulpinar!" Sambil melirik lelaki didepannya dengan tatapan mengejek.
Kembali ia mendekat kearah lelaki yang tak berdaya itu.
"Kecuali jika bokap lo, lebih kaya dari bokap gue!" Ujarnya tersenyum picik, kemudian melangkah pergi.Lelaki itu menatap punggung Ozan dengan ganas.
"Brengsek!"Ozan kembali membalikkan badannya setelah sampai didepan pintu kelas.
"Oh ya.. pindahin meja gue lagi, biar gak gue tendang lo jauh-jauh dari sini!" Kemudian kembali berjalan keluar, diikuti ketiga sahabatnya."Air lo.." ujar Bima sahabatnya, sembari memberikan sebotol air mineral pada Ozan.
"Thanks" ujarnya sambil meraih air itu.
"Punya nyali juga sih, Pian!" Suara itu berasal dari Angga yang memiliki paras yang sempurna, dan memiliki sifat sebelas duabelas dengan Ozan, ganas.
Ozan tersenyum picik.
"Bisa aja gue habisin dia!"Arga menoleh kearah Ozan.
"Harusnya sih, dihajar sampe jadi perempuan tuh anak, biar gak seenaknya ama lo."Gelak tawa ke empat cowok itu memecah ke seisi kantin yang sedang sepi itu.
"Jangan sampe dia ketemu gue lagi," serunya sambil kembali meminum air mineral ditangannya dengan ganas.
********
"Ckk! Kak Ozan mana sih?!" Seru Dilara saat sedang berada di ambang pintu kamar kakaknya itu.
"Rara, ngapain?" Pertanyaan itu berhasil mengagetkan Dilara dari belakang.
Dilara membalikkan badannya.
"Mami,""Ngapain?"
Dilara hanya menggeleng sambil menutup kembali kamar Ozan.
"Ozan belum pulang juga?" Pertanyaan dari Liana sang Mami berhasil membuat Dilara gelagapan.
"Anu.. itu.. kak Ozan lagi.." ujarnya berusaha mencari alasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAR WHITE
Novela JuvenilNamanya Dilara Agnesia Gulpinar, biasa dipanggil dengan sebutan Rara. Cewek periang yang terlahir dari sebuah keluarga terpandang dan kaya raya, namun sedikit berantakan.