#The Princes

25 4 0
                                        

Chapter four

"Dari titik pertama!" Ujar Riani yang berdiri dititik pertemuan pertamanya dengan Rifai.

"Jadi sebelum itu kau pergi kemana?" Tanya Riani datar dengan wajah dinginnya.

"Huft, mungkin kesana" Ujar Rifai menunjuk kebelakangnya. Riani berjalan tanpa mengucapkan apapun, Rifai mengikutinya. Sepanjang perjalanan Riani bertanya pada warga sambil menutup wajahnya. Mereka melewati hutan.

Krasak! Krasak! Pepohonan bergoyang-goyang, daunnya banyak yang berjatuhan, Riani waspada, ia perlahan mengeluarkan pedangnya.

Srak! Srak! Srak! 6 pria bandit turun dari pohon dengan dua senjata mereka. Kini Rifai mengeluarkan senjatanya.

Rifai dan Riani saling membelakangi dan keenam bandit itu mengelili mereka, "Hiat!" Salah satu bandit mulai menyerang dari udara, Riani menangkis dua senjatanya.

Srat! Srat! Rifai memulainya, menyerang 3 bandit dekatnya, pertarungan berlanjut dengan suara pedang mereka.
                     

Beberapa saat kemudian

Shing! Shing!

Suara pedang yang beradu terus berdengung. Rifai yang sedang mood, menyerang secara membabi buta.

Srat! Masker salah satu lawannya rusak. Ia kaget melihat lawannya dan menyerah. Pedang lawan satu lagi mengarah kepadanya, Riani yang sibuk, melihatnya.

"Hei, fokuslah!" Seru riani, membuyarkan diamnya Rifai. Rifai memulai adu perangnya kembali, sedangkan yang maskernya rusak, ia bersembunyi dibalik pohon. Bandit itu menghela nafasnya dan keringat dingin.

Srak! Srak! Srak!

Temannya-temannya berdatangan, Riani yang lelah, tergores tangannya dan mundur, ia meringis kesakitan, belum luka yang diakibatkan Rifai sembuh sudah tergores luka lainnya. Rifai ikut mundur, mendekat ke Riani, lawan mereka mendesak lebih dari 10 lawan yang harus dikalahkan. Riani menengok kesekitarnya.

"Ini bukan wilayah Foresta" Gumam Riani yang menperhatikan sekitarnya.

"Kaki bukit!" Seru Riani yang kemudian menutup mulutnya, ia melihat kaki bukit dibelakang para bandit. Ia mengingat setiap warga yang ia tanyai.

Riani baru sadar, semua yang ia tanyai bukanlah warga, melainkan para bandit.

"Sial, kita ditipu" Maki Riani geram.

"Apa maksudmu?!" Tanya Rifai yang melotot tidak percaya dengan ujaran Riani. Riani hanya membalas dengan tatap mematikan.

Srat! Srat! Srat!

Panah muncul dari berbagai arah membunuh para bandit yang mengepung Riani dan Rifai.

"Wah, mudah ya jika bersembunyi!" Celetuk seorang pria dibalik dedaunan pepohonan. "Mereka masih ada saja, kerajaan Foresta harus memperketatnya!" Sambung pria lainnya. Riani menatap sekeliling, ia bersiap melemparkan pedangnya, namun terputus oleh Rifai.

"Bagaimana bisa kalian disini?" Tanya Rifai entah kepada siapa dan mengarah kemana, seraya menyingkirkan pedang Riani, Riani mengangkat salah satu alisnya heran, ia tidak mengerti apa yang dimaksud Rifai. Para pria yang bersembunyi sedari tadi sambil membantu menghabiskan para bandit, turun dari pohon dengan senyuman aneh mereka.

"Tentu saja! Aku tidak salah dengan pendengaran!" Ujar Rifai yang sedikit tertawa kecil, mendengarnya Riani tambah tidak mengerti.

"Kami mencarimu, Rifai" Ujar salah satunya ia adalah sahabat dekat Rifai, pangeran Putra namanya.

Magic In DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang