"Mana yang lebih enak? Rasa Keju atau Jagung Bakar?"
~~~
Seminggu lagi, ujian akan dilaksanakan.
Sebagian besar siswa membencinya, sebagian lainnya menantikannya, terutama para siswa junior,
Sebenarnya yang mereka nantikan adalah kenaikan pangkat, dari junior menjadi senior, dari yang dibully menjadi yang membully.
Sepertinya, tradisi senioritas akan selalu ada di setiap tempat.
Lain halnya dengan Chocho, ia tidak begitu peduli dengan ujian atau semacamnya.
Tentu saja ia belajar untuk mempersiapkan diri, Chocho bukan orang yang mudah berpangku tangan pada nasib.
Meski ia bukan Sarada yang katanya punya ingatan fotografis, atau bukan Shikadai yang katanya punya IQ lebih dari 160, dan juga bukan Mitsuki yang katanya kepintarannya menurun dari ayahnya yang seorang profesor.
Chocho bukan termasuk golongan orang jenius seperti mereka bertiga, juga bukan termasuk golongan anak-anak pemalas dan nakal.
Chocho akan berusaha semampunya.
Bicara tentang orang tua, Mama dan Papa Chocho membuka sebuah cafe, tidak besar memang, tapi sudah cukup untuk kehidupan keluarga kecil tersebut.
Chocho cukup bangga dengan hal tersebut, dan sepertinya Chocho mewarisi bakat memasak dari kedua orang tuanya.
Seperti pagi ini, ia sedang menyiapkan bekal untuk dua orang, mengingat ujian yang sudah semakin dekat, sekarang diadakan jam tambahan sehingga para siswa pulang lebih sore.
Chocho menyiapkan bekal untuk dirinya dan Mitsuki, berharap dapat memperbaiki hubungan mereka berdua. Chocho tidak bodoh untuk menyadari bahwa hubungan mereka terasa merenggang akhir-akhir ini.
Sekalian modus juga, ibarat sambil berenang minum air,
Kata Mamanya, "Pria tampan suka dengan wanita yang pintar masak,"
Semakin membuatnya bersemangat dalam mempersiapkan bekal makanannya.
"Mama aku berangkat!"
Sedikit berlari, menghampiri mamanya di Dapur, sambil celingukan mencari seseorang.
"Papamu sedang mandi,"
"Ehm, Baiklah, nanti aku ada tambahan pelajaran jadi mungkin agak sore pulangnya, tenang saja aku sudah membawa bekal makan."
Ucapnya sambil mencium pipi mamanya dua kali,
"Yang satu aku titip untuk Papa, Ittekimassu."
"Itterashai, hati-hati di jalan sayang."
Mamanya tersenyum melihat punggung anaknya yang menghilang di balik pintu sambil berlari kecil.
~~~
Jarak dari rumah Chocho ke sekolahnya tidak jauh, bisa ditempuh 10 menit kalau berjalan, atau 5 menit kalau sambil berlari.
"Yo, Sarada!"
"Chocho! Kau juga baru sampai?"
Mereka sedang berada di depan gerbang sekolah, melangkah masuk sambil berbincang,
"Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Hanya memastikan, ternyata bokongmu masih utuh!"
"Tentu saja masih utuh bodoh! Memangnya kau berharap bokongku berkurang apa!?"
Sarada yang gemas menjitak kepala Chocho cukup keras,
"Sakit bodoh! Kau tau aku hanya merasa kasihan kalau bokongmu yang sudah kecil menjadi semakin kecil kalau berkurang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
FanfictionKarena yang rusuh kalau ilang bikin kangen ~~~ Chouchou gadis biasa, mungkin tidak, badannya lebih berisi daripada gadis umumnya. Kulitnya coklat eksotis, seperti Ariana Grande, mungkin lebih. Chouchou meyakini satu hal, bahwa setiap orang diciptaka...