"Tuhan patahkan hatimu pada orang yang salah, yakin ada ganti yang lebih baik. Trust me."
Langit oranye senja di Pont Neuf menjadi saksi, bahwa tatapan Hyunjin terpanah pada matanya.
Bersama jantungnya yang berdegup dua kali lebih kencang, Hyunjin menetapkan bahwa ia jatuh cinta pada tatapan teduh pemuda yang baru pertama kali ia temui di liburannya ini.
Sudut bibir tebalnya terangkat bersama matanya yang secantik bulan sabit dengan tahi lalat di bawah sebagai pemanis.
Hyunjin senang, mereka berasal dari negera yang sama, Indonesia.
Dan lagi, pemuda itu sangat manis ketika tersenyum.
Bagai menikmati madu yang ditambah dengan gula, dan jangan lupakan permen sebagai hidangan penutup.
Manis dan menenangkan.
Seakan pamer pada Hyunjin betapa tulus senyuman yang dapat memporak-porandakan hati seseorang itu.
Yang dalam sekejap, telah menjadi adiksi Hyunjin.
Hingga melupakan fakta, bahwa lima menit yang lalu, Hyunjin baru saja merasakan pahitnya patah hati.
"Kenalin, aku Abima Seungmin Alambara."
Since he met Seungmin, Hyunjin calls his holiday this time as a miracle.
KAMU SEDANG MEMBACA
in paris // hyunmin
Short Storysince he met seungmin, hyunjin calls his holiday this time as a miracle. [bxb]