Hyunjin kembali melangkah, berkeliling kota Paris untuk menghabiskan liburannya.
Eiffel Tower kini menjadi tempat kakinya berlabuh.
Hyunjin tersenyum teduh menatap menara cantik yang menjulang tinggi dengan background langit biru yang nampak kelam namun menenangkan.
Salah satu tempat yang ingin sekali seseorang itu kunjungi bersama Hyunjin.
Ya, orang yang membuatnya patah hati. Dan tentu, orang yang special baginya.
"You're right, darling. It's so beautiful more than you," kekehnya kemudian.
Hyunjin memasukkan kedua tangan pada kantong coat cokelat nya dan kembali bergumam, "It's would be good if we come together."
Andai saja Hyunjin tidak ditinggalkan, mungkin mereka akan datang bersama.
Andai saja.
"It's pretty, right?"
Hyunjin menoleh, mendapati Seungmin yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya.
Hyunjin senang, mereka bertemu lagi. Dan tanpa aba-aba, telinganya memerah.
Yang dapat Hyunjin tangkap sekarang, He is more beautiful under the Eiffel Tower light.
"You're too pretty, Abima."
Seungmin tersenyum kikuk. Semburat kemerahan nampak jelas di wajahnya.
"I know, but the Tower is prettier than me."
Hyunjin tertawa, itu memang fakta.
"I wish I could come here with my boyfriend. But, I can't." Ungkap Seungmin, menatap sendu pada mata sayu Hyunjin.
"I hope so. But, at least, I'm here with you."
"Thanks."
"Is not cold there? I hope you always wear the scarf I gave you."
Seungmin memalingkan wajahnya saat Hyunjin melontarkan kalimat retoris. Mata sendunya kembali menatap lekat menara itu.
"Sorry, I left it at home with our memories."
KAMU SEDANG MEMBACA
in paris // hyunmin
Short Storysince he met seungmin, hyunjin calls his holiday this time as a miracle. [bxb]