[2]

9.5K 1.5K 104
                                    

"hey, louis."

lagi-lagi entah kenapa aku ingin sekali menyapa dia yang selalu duduk di kursi di belakangku.

cowok itu mengangguk, yang membuatku semakin sebal. yang dia lakukan cuma mengangguk, tersenyum, lalu mencatat! aku tahu cowok itu bisa bicara. maksudku, ini public school, sekalipun dia 'gagu' dia takkan masuk ke sekolah ini.

"sweatermu keren," ucapku basa-basi. lalu dia mulai menulis lagi di kertasnya.

kau boleh meminjamnya kalau kau mau.

"hah? tidak, tidak. haha aneh-aneh saja."

aku serius. =)

demi permen wrigley yang enak, aku tidak berbohong, dia tersenyum manis sekali.

"mhm, kita bisa bertukar sweater. kau akan terlihat menggelikan."

lucu sekali, isa.

"whoa, akhirnya kau menyebut namaku. eh, menulis, maksudnya."

aku suka namamu. isa, isa, isa.

"hahahah terserah kau. dan bagaimana kau menyebut namaku? i-sa seperti ai-sa, atau ee-sa seperti i-sa pada normalnya?"

ee-sa.

"coba sebutkan."

usaha yang bagus tapi aku akan tetap diam :))

"dammit."

l o u i sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang