Chapter 5

65 13 0
                                    


"Hoammmm.... Duh jam berapa sih ini?" Tanya Lea pada dirinya sendiri sambil mencari ponsel nya.

"Nah ini dia hp gue, jam brp dah? Cek ah" seketika mata Lea membulat sempurna sesudah melihat jam di ponselnya, 6.28. Yaa Lea sangat terlambat pagi ini. "Duh gue terlambat, bodo lah gue cuci muka, sikat gigi aja, yg penting gue masi cakep." Ucap Lea di kamar mandi.

•••••••••

"Maa... Paaa..." Ucap Lea sambil menuruni anak tangga sambil tergesa-gesa.

Kedua orang tua nya menoleh kompak ke arah sumber suara itu.

"Eh Lea ayo le makan dulu sini" ajak orang tua nya.

"Maaf Mah, Pah, Lea ga bisa sarapan bareng hari ini. Lea udh terlambat. Lea berangkat dulu Mah, Pah, Assalamualaikum" pamit lea sambil membuka pintu rumahnya lalu bergegas memasuki mobilnya.

Selama perjalanan Lea tak henti-henti nya mengumpat kesal. "Sialan... Sialan woi ah kampret, gue telatttt"

Setelah menghabiskan waktu 20 menit di perjalanan, akhirnya Lea sampai di sekolah nya tepat 5 menit sebelum bel masuk berbunyi.

"Wuhhh akhirnyaaa gue sampee, lega legaa gue ga harus ketemu sama si Bu gemuk"

Bu Sri selaku guru Bk yg biasa di sapa hangat oleh siswa/i SMA Wirabina dengan panggilan Bu gendut.

Lea lari terburu-buru di koridor sekolah, dia takut telat masuk pelajaran pertama. Tanpa sadar Lea menabrak punggung tegap dan gagah.

*brakkk*

"Awww" rintih Lea sambil memgang kepalanya.

"Sialan!" Umpat laki-laki itu.

"Eh sori sori, gue ga sen-" ucapan Lea terpotong saat laki-laki berbadan tegap itu menghadap ke arah Lea.

"Eh si muka panci" sinis Lea.

"Hah? Muka panci? Siapa? Siapa?" Tanya Vanno sambil celingak-celinguk.

"Lo muka panci Van" jelas Satria. Vanno pun tidak menjawab nya, dia kesal karena muka tampan nya itu di bilang muka panci. Sedangkan Varrel dan Satria tertawa tebahak-bahak melihat ekspresi Vanno.

Lea hanya melirik sinis, lalu melanjutkan perjalanan ke arah kelas nya tanpa berkata sepatah kata pun kepada Aza, lelaki yang dia tabrak barusan.

"Woi cewe sialan. Tanggung jawab, punggu gue nyeri" teriak Aza.

Lea tidak menggubris nya sama sekali, dia tidak peduli pada Aza yang merasakan nyeri pada punggung nya akibat ulah Lea.

"Nyebelin amat jadi cewe" gumam Aza yang melihat punggung Lea menjauh.

••••••••

Sesampainya di kelas, Lea langsung saja menempati tempat duduk nya, dan langsung menelengkup kan wajah nya kedalam lipatan tangannya yang ada di atas mejanya itu.

"Hooyyy Leaa, ngapa lu?" Tanya Wenda salah satu sahabat Lea.

Namun Lea tak menjawabnya. Dia sangat pusing pagi ini, untungnya saja guru yang mengajar di kelas Lea hari ini sedang ada urusan di luar.

"Eh bebeb Lea" ucap salah satu teman lelaki di kelasnya.

"Bebeb... Bebeb.. Pala mu peang" ketus salah satu teman nya yang lain.
"Lea mah doi gue. Ya gak Le?" Tanya teman lainnya.

"Gak!!!" Ketus Lea.

"Haha mamam lo go" tawa william teman sekelas Lea.

*Brakkk*

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang