Saat Bahagiaku (?)

50 1 0
                                    

"Kamu kenapa?"

Ku tolehkan kepala menuju sumber suara. Vallen! Ahh, mengapa dia menanyakan pertanyaan bodoh semacam itu? Tahukah ia bahwa itu terdengar konyol di telingaku.

"Aku baik." Kujawab seraya tersenyum tipis. Aku harus bermanis-manis padanya, tentu. Aku harus menyembunyikan jati diri asliku.

"Yakin? Kamu kelihatan pucat." Dia memandangku.

Please, bisa tinggalkan aku sendirian??

"Positif. Aku baik-baik saja." Yakinku. Aku tidak menyukainya, dia terlalu berisik.

Dan aku pun tak menyukai semua orang di sekolah ini. Mereka terlalu berisik.

Aku membenci terakan-teriakan para siswa. Aku tak mengerti, mengapa siswa di sekolah ini terlalu sering berteriak? Sungguh mengganggu.

"Baiklah." Ia menyerah, dan segera berlalu.

Aku senang dengan keadaan ini. Tenang dan bisa damai. Bisa dikatakan bahwa aku menikmatinya.

Tunggu, apakah aku sudah memperkenalkan diri? Namaku Veranda Priscilla. Umurku 15 tahun. Sekarang statusku adalah pelajar di Sekolah Menengah Pertama Pancasila. Sejujurnya aku tidak menyukai sekolah ini, namun keadaan berkata lain. Aku tidak terlahir dari keluarga yang kaya raya sehingga aku bisa memilih sekolah mana yang akan kumasuki. Aku yatim-piatu. Aku harus mencari uang sendiri untuk membiayai sekolahku. Yah, tak usah prihatin. Aku bosan dikasihani orang lain.

Aku memejamkan mata, menikmati kesunyian ini. Aahh, nikmatnya. Memang, jam istirahat adalah waktu yang terbaik berada di kelas. Mengapa? Karena di saat istirahat, mereka bisa meninggalkan aku sendirian. Tak ada seorangpun di kelas ini. Hanya aku, dan aku menikmati momen ini. Mengapa tidak? Di saat seperti ini, aku bisa beraksi.

My Fault (?)Where stories live. Discover now