Reyna yang telah duduk disamping Alvin menatap laki-laki itu dengan khawatir karena baju sekolah yang Alvin kenakan telah kotor akibat insiden tadi.
“Iya, gue gapapa kok Rey, nanti gua ganti aja ni baju sama baju olahraga gue yang ada diloker”, ucap Alvin sambil menunjukkan lokernya yang berada di belakang kelas mereka.
“Hellow Reyna and Al..... OMAYGAT ALVIN?! WHAT’S WRONG WITH YOU, BRO?!”
Austin, salah satu teman baik Reyna dan Alvin yang baru saja masuk ke kelas terkejut melihat kondisi baju Alvin yang terpampang jelas di depan matanya. “Lu abis ngapain bro, playing mud? Or lu falling slipped gara-gara main soccer?”, tanyanya sambil mendekat lalu duduk didepan kedua temannya.
‘Ini anak gabisa ya kalo ngomong tuh ga dicampur macam es kepal?’ -Reyna
“Engga kok Tin. Gue tadi waktu dikantin ga sengaja nambrak Juan, kebetulan juga gue lagi bawa bakso pesenan gue ama Reyna. Jadi, yah.. itu bakso sama kuahnya juga ikut tumpah di baju gue sama baju Juan”, ujar Alvin panjang lebar
“Ohh... ga sengaja crash Juan.......WHAT?! JUAN?! THAT JUAN PRADIPTA ARDHANI?!!!!”
“Ga usah ngegas bisa ga sih nyet?! Pusing gue denger suara lu yang macam toa masjid” Reyna yang sudah tidak bisa menahan kekesalannya akhirnya memarahi laki-laki bule yang ada didepannya itu.
“Ehe, sorry Rey sorry. Abisnya gue shocked, karena one of my best bro ini kayaknya make problem sama Juan, salah satu thugs sekolah yang famous enough. Nonono, really really famous dengan face gantengnya sama itu, his power....”, Austin mengakhiri perkataannya dengan bisikan yang ia tujukan kepada Reyna dan Alvin.
“Plis deh Tin. Bukan lagi kayaknya, tapi memang gue beneran buat masalah sama Juan. Ya... walaupun itu engga sengaja. Tapi lu tau kan si Juan gimana orangnya? Jadi yah...”, ujar Alvin pasrah dan menghembuskan napasnya pelan.
“But, but. Kalo lu emang make problem with Juan, why lu still gapapa? I mean, nothing bekas tonjokan or luka sayatan gitu”
“Dia bukan psikopat Tin”, celetuk Reyna
“Ini chili bisa shut up ga sih? Orang yang gue ask itu Alvin. Why you yang nyaut?”
“Cala cili cala cili. Palalu noh cili”
“Kalian berdua gabisa ya, sehari aja akur. Jangan kek minyak sama air terus”, oceh Alvin.
“Dia first yang find masalah with gue Vin, not gue”, bela Austin.
“Cari masalah nih si biawak Aussie”, Reyna yang sudah bersabar oleh ulah Austin sedari tadi mulai tidak dapat menahankan amarahnya, terlihat dari tangannya yang sudah mengepal keras. Alvin yang melihat itu langsung memegang tangan Reyna, berharap agar tangannya dapat meredakan emosi Reyna.
“Aish, sudah sudah. Kalau kalian masih mau lanjut, langsung aja ke tengah lapangan sana. Gue mau ganti baju dulu”, lerai Alvin. Ia melepas tangannya lalu berdiri mendekati loker untuk mengambil baju ganti, lantas ia pun segera menuju toilet.
Seperti yang dibilang Austin. Tak beberapa lama, Bu Ivy pun masuk ke kelas karena memang pelajaran sejarah sudah dimulai. Murid-murid dikelas pun sibuk berkutat dengan buku catatan serta salah satu buku panduan yang cukup tebal yang siap untuk dibedah isinya oleh murid-murid yang berada di dalam kelas itu.
Terkecuali gadis yang sedang termenung disamping Alvin. Ia bukannya sibuk berkutat dengan buku, tetapi sibuk berkutat dengan pikirannya setelah kejadian yang menimpanya seharian ini.
‘Dipanggil honey sama preman sekolah. Terus tadi tangan gue dipegang sama sahabat gue sendiri. Mimpi apa sih gue tadi malam? Ya walaupun si Alvin kadang skinship sih sama gue karena kita emang udah deket lama, tapi kan....’
“Reyna Shevannya! Ngapain kamu hah?! Ga nyatat?!”,bentak Bu Ivy.
“Ng... anu bu, ini saya lagi membayangkan bagaimana perjuangan para pahlawan Indonesia dalam membela negara kita. Tenyata perjuangannya itu berat bu”, Reyna yang kaget sehabis ditegur hanya bisa menjawab asal.
“Alasan aja kamu. Kalau sampai kamu kepergok melamun gitu lagi sama ibu, lari keliling lapangan 15 kali!”, ancam Bu Ivy tegas.
“Eh? I...Iya bu maafin saya. Saya nggak akan mengulanginya lagi”, ucap Reyna sambil langsung menyambar buku catatan diatas mejanya yang masih rapi karena kegiatan melamun yang barusan ia lakukan.
.........................
Reyna memasukan satu-persatu bukunya ke dalam tas dan siap untuk pulang. Tidak lupa dengan Alvin yang mengekorinya dari belakang. Akan tetapi, sebelum mereka berdua melangkahkan kaki keluar kelas, mereka terkejut dengan kedatangan orang-orang yang baru saja terlibat cek-cok dengan mereka beberapa jam yang lalu.
Bukan hanya mereka, murid-murid yang masih berada di dalam kelas serta yang melewati kelas mereka juga menatapnya dengan tatapan terkejut dan ngeri. Ada yang menjerit senang melihat sang idola yang berada di depan mata mereka dan ada juga yang berbisik satu sama lain lalu melangkah pergi dengan cepat.
“Lu lagi?”, tanya Reyna malas, merasa tidak suka dengan kedatangan mereka. “Ya, gua lagi. Kenapa hm?, tanya Juan lembut sambil tersenyum. ‘Dih, geli banget’, Reyna yang merasa jijik memilih untuk menghiraukannya dan pergi meninggalkan Juan. Alvin yang memang sedari-tadi mengekori Reyna juga ikut melangkah pergi.
“Eits, enak aja lu main pergi aja gitu. Lu masih ada urusan yang harus diselesain sama gue”, sergah Juan sambil menarik mundur tas Alvin. Dia pun membalikkan badan Alvin agar bisa menatapnya dan langsung mengambil kacamatanya. Melihat kejadian yang dialaminya, Alvin pun geram dan mencoba mengambil kembali barang miliknya, ”Kembaliin kacamata gue!”, bentaknya.
Juan memilih untuk tidak membalasnya, ia memberikan kacamata yang ia pegang kepada Rendy lalu mengambil ponsel yang berada di saku celananya. “Gue tau lu sahabatnya Reyna, deket banget sama Reyna dan pasti lu tau banyak tentang Reyna. Jadi, gue mau minta sesuatu sama lu”,
“Sesuatu?”
“Kasih tau gue nomor telepon atau id linenya Reyna, sekarang”
Udah chapter 2 aja nih, wkwk. Oh iya, aku mau bilang terima kasih untuk readers yang udah mau baca cerita absurd aku ini. Ya walaupun yg kasih bintang sama yang bacanya beda jauh, tapi gapapa, tetap harus disyukuri yekan :v
Okedeh, see you on the next chapter!
Ini nih si biawak Aussie
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
