3: Bik Ane

17 2 0
                                    

CHAPTER 3: Bik Ane

"Gue botakin lo mau?!" jerit Hana sambil menjambak rambut Galih.

"Ah-ah aduh! botakin aja kalo berani!" tantang Galih sambil kesakitan.

Vali hanya tertawa, "Hana jangan! sakit kepalanya."

"Kalo ini gak bakalan ngerasa sakit, udah kebal ni anak! Ih gerem banget gue!" kata Hana tapi kali ini dia melepas jambakannya.

"kok dilepas? sayang ya?" kata Galih sambil tersenyum senang.

"Gigi lo sayang." jawab Hana kemudian berjalan kearah Vali, "Yok, Val, kita nonton film aja. Mau ikutan gak mi?"

Naomi menggelengkan kepalanya, "Engga, gue mau makan dulu."

Vali dan Hana duduk diruang tv Adam, Vali memperhatikan sekeliling, foto Adam dan keluarganya yang terpajang. "Adam anak terakhir ya?"

Hana melihat kearah foto yang sedang diperhatikan oleh Vali, "Enggak. mau nonton apa ya.." Kemudian mengalihkan pertanyaan Vali.

"Terserah kamu aja."

Vali dan Hana duduk di sofa dengan tenang sampai akhirnya Andre datang.

"Oi han, mana Adam?" tanya Andre.

"di dapur. mungkin." jawab Hana malas, "Eh, bilang Naomi, hp gue dong!"

Naomi datang keruang tv membawa hp Hana, dan duduk di sebelahnya, "hp lo tadi di Galih."

"selalu aja."

"Hana benci ya sama Galih?"

Hana tersenyum, "Enggak. Cuma kesel aja kalo digangguin." kemudian raut wajahnya berubah, "Tapi enggak sih! Tetep aja dia cowok goblok yang gak ada kerjaan ngusilin orang mulu! "

"Eh, btw guys, minggu ini kita jalan bertiga yuk? Girls day out gitu." usul Naomi.

"Nah setuju gue, karena Valerie perlu tau tempat hangout kita." tambah Hana

"Setuju!" kata Galih, seiring Andre dan Adam datang keruang tv

"Masa nih, tadi di mobil dia ngaku suka sama Adam." tunjuk Galih sambil tertawa.

"Hah? lo suka sama Adam, Val?" tanya Hana dan Naomi barengan.

"enggak cuma sama Adam kok, aku suka sama Galih, Andre sama Malik juga." jawab Vali sambil menunjuk Galih dan Malik yang matanya melotot.

"Oooh, suka nya dia nih beda goblok." kata Hana melihat sinis ke Galih.

"Ganti film ah ganti." kata Andre.

"Jangan ndre! ceweknya cakep!" kata Galih sambil merebut remote nya.

"Eh iya cakep ceweknya lih."

Mami Ivory calling..

Dan tiba-tiba suasana sunyi dan mereka ber enam melihat ke arah Vali.

"Halo mi?"

"Valerie! kamu dimana? mami dikasih tau pak Ardi kamu gak ada di sekolah! Sekolah udah sepi banget, kamu dimana? kamu dijalan pulang? mami jemput ya? mam--"

"Mami, Valerie lagi dirumah nya Adam."

"Adam siapa? itu cowok? kamu dirumah cowok ngapain? Vali mami jemput ya? bia--"

"Disini ada Hana, Naomi, Malik sama Galih juga mi." jawab nya sedikit takut.

"Hana anaknya Ally ya?"

"iya mi."

"Oh mana sini mami mau ngomong."

Vali pun menyodorkan hp nya ke Hana, "Han, mami mau ngomong."

"Iya te kenapa?"

"Iya te, ini kita rame kok. Nanti Valerie pulangnya bareng kita aja. Iya te. Nanti ini makan kok. Iya tante."

Telfon pun dimatikan.

"Han, mami marah ya?"

Hana tertawa kecil, "Enggak kok, tenang ada gue. Tadi cuman dibilangin jangan pulang pagi, ada-ada aja tante Ivory."

"kocak ye mami lu." kata Galih kemudian fokus lagi ke tv

Suara perut Vali tiba-tiba keroncongan, "Mau makan."

Adam menoleh kearahnya dan tertawa, "Yuk ke dapur tadi bik Ane masak kali aja udah kelar."

Vali tegak dari sofa dan ikut dengannya ke dapur.

Galih dan Andre pun bersiul dan tertawa, "Gas terus dam!" kemudian dilempar bantal oleh Hana dan Naomi, "berisik!"

Aroma masakan tercium ketika mereka berjalan kedalam dapur, bik Ane sedang memasak sambil bernyanyi kecil.

"Bik." kata Adam membuat bik Ane menoleh, "Udah kelar belom?"

"bentar lagi udah, mau makan ya?" dengan logat jawa yang kental.

"Iya. Tapi dia aja bik, Adam gak makan."

"Ini temen baru ya? kok bibik baru lihat." katanya sambil tersenyum, "Cantik, toh."

"Nih mbak, masakan bibik gak kalah enak sama masakan restoran." katanya sambil mengambilkan nasi.

Vali duduk dimeja makan, bersebelahan dengan Adam.

"Makasih ya, bik." katanya sambil menyuap nasi dan cumi sambal. "Hmm enak vanget bik! Valerie suka, masih enakan masakan bibik daripada restoran."

Adam hanya memperhatikan dengan menopang dagunya, "Abisin dulu makannya, baru ngomong."

"Adam mau?" Vali menawarkan sendok dan nasinya.

"Bibik kebelakang dulu ya? mau angkat jemuran. Makannya tambah lagi ya mbak." bik Ane berjalan keluar.

Vali masih mengunyah makananku seperti biasa, mereka berdua duduk diam saja. Adam daritadi hanya memperhatikan sambil memakan buah apel dihadapannya.

"Adam kok ngeliatin terus?" tanya Vali sambil memutar badannya ke arah Adam.

"Gak boleh ya?"

"Boleh sih. Tapi bingung aja." jawabnya

"Makanya jadi cewek jangan cantik, jadinya diliatin deh." kata Adam tersenyum.

Tidak tau kenapa, jantung Vali berdebar kencang lagi padahal dia tidak merasa gugup dengan Adam tapi ada perasaan hangat ketika Adam bicara seperti itu.

"Muka lo kok merah?" Adam tertawa kemudian mencubit pipi Vali, "gemes gue!"

"Ehem, kenyang dam?" Galih bertanya sambil tersenyum, kemudian di susul yang lain yang sedang tertawa melihat kami.

INOCENTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang