3. Selamat malam,mimpi indah

222 43 70
                                    

Aku kira Keenan hanya bercanda dengan kata-katanya tadi siang di supermarket. Ternyata ia sungguhan datang. Keenan sudah tiba di lobby,duduk di kursi tunggu yang disediakan hotel. sibuk dengan ponselnya,sampai-sampai tidak menyadari kedatanganku. Butuh waktu lama untuk memutuskan pergi dengan orang asing ini,tapi kupikir apa salahnya? Lagi pula sejak aku tiba disini,aku belum sempat menikmati Paris. Hanya sekedar pergi ke supermarket dan berjalan-jalan disekitar taman dekat hotel. Termasuk malam dimana aku melihatnya, bersama wanita lain.

Ah sudahlah,untuk saat ini aku tidak ingin memikirkannya dulu. Kepalaku mau pecah rasanya.

Keenan berdeham,memasukan ponsel kedalam saku zipper hitamnya. Kemudian berdiri,menatapku. Rupanya ia telah menyadari kedatanganku.

Clay,cantik. Amat cantik.gumam Keenan dalam hati,sambil terus memandangnya. Malam ini gadis itu memakai mantel berwarna biru lautnya,serta memoles makeup tipis di mukanya. Sederhana,namun mempesona.

"Jadi... Kita mau mulai darimana?" Ucap Clayrine memecah suasana,membuyarkan lamunan Keenan yang sedari tadi menatapnya. Keenan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Salah tingkah. "eh-ehm,apa?jalan kemana?gak tahu juga.jalan dulu aja" ucapnya sambil berjalan menuju pintu keluar hotel,diikuti Clay yang mengekor dibelakangnya.

"Pake" ucap Keenan, sambil menyodorkan helm kepadaku. Aku menatap helm tersebut ragu-ragu.

"Kenapa?ga bisa pakenya?perlu gue pakein,nih?" tanyanya jahil,sembari menatapku. Aku menggeleng cepat, kemudian mengambil helm yang ia sodorkan. Memakainya. Keenan menyalakan mesin vespa orange-nya, kemudian menepuk-nepuk jok dibelakangnya,mengisyaratkan Clay untuk naik. Sementara Clay,masih diam ditempatnya berdiri,kakinya gemetar tanpa alasan,jantungnya berdegup kencang.

Kenapa jadi gini ya? gumam Clay dalam hati.

"Naiiiiik Clayyyy! Astagaa,masih gak percaya sama gue?" ucapnya gemas,sambil mengusap wajahnya frustasi. Mendengar nada bicara Keenan,diam-diam aku tersenyum.

Si aneh ini bisa lucu juga. Gumamku.

Kemudian aku berjalan mendekatinya menatapnya,dan motor vespa orange nya secara bergantian, "gimana cara naiknya?" tanyaku,bukan pura-pura bodoh,sumpah. Aku cuman tidak mau sepatuku meleceti body motornya yang mulus ini.

Mendengar perkataanku,keenan menghela nafasnya. "tinggal naik,ya tuhan...gapernah naik ojek ya?"

Aku terkekeh,kamu pasti kesal denganku kan,Keenan?maaf ya. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu kesal.

Aku memegang pundaknya,sebagai peganganku untuk naik. "udah, siap" ucapku sambil mengancingi helm yang ia pinjamkan untukku. Kemudian dengan kecepatan stabil kami membelah jalan ibukota. Angin berhembus pelan meniup rambutku,membuat pandanganku sedikit terganggu oleh rambut yang kadang menutupi mata. Aku kagum,menyapukan pandanganku pada setiap toko-toko pinggir jalan yang dihiasi lampu warna-warni,tak lupa menara eiffel yang menjadi salah satu ikon Perancis. Indah,indah sekali. Kesalahan fatal adalah bila menikmatinya sendirian,dan akan lebih indah jika dinikmati oleh orang-orang tersayang, kekasihmu misalnya. Tapi bukan kekasih yang diam-diam bermain dengan wanita lain dibelakangmu,ya!

Aku menikmati malam dengan orang asing didepanku ini,yang sedang sibuk mengendarai vespanya. Si orang asing aneh yang tak sengaja bertemu denganku di halte pada malam itu.

"Laper gak?" tanya Keenan,memecah keheningan.

"Gak terlalu,kok" jawabku bohong,aku lapar.sangat. tapi terlalu malu untuk mengatakannya. Merasa sungkan.

"Ah bohong banget,ada streetfood enak nih dideket sini.temenin gue makan ya?gue laper"

Mendengar kata streetfood aku terdiam sejenak,ingatanku tertuju pada, Max. Mengunjungi sreetfood bersama adalah impian kami,kala itu. Katanya,"nanti kita keliling dunia, kita cobain semua streetfoodnya!" ucapnya sambil mengacak rambutku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tak Pernah SenyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang