2. Dialog pagi

254 73 81
                                    

"Lo apasih, sinting ya? "Ucap seorang pria berkulit sawo matang sembari meneguk segelas tequila dan menyalakan sebatan rokok lucky strike,favoritenya. Kemudian menghembuskan asapnya,membiarkannya berbaur dengan udara.

Keenan menghiraukan perkataan sahabat kecilnya itu,malah merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk apartmennya dengan tangan ditekuk menjadi bantalan kepalanya,sambil menatap dinding yang dihiasi banyak photo hasil jepretannya. Keenan banyak mengabadikan gedung-gedung tua,dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Danu mengamati sahabatnya yang sedang melamun, lantas menggelengkan kepala dan tertawa mengejek, "aduh, ken..ken.., hidup lo tuh kayaknya monoton banget ya"

Keenan menoleh,berdecak sebal sembari mengacak rambutnya asal, kemudian bangkit dari tidurnya,beralih menghampiri danu yang sedang duduk di kursi balkon yang menyuguhkan pemandangan jalan raya sekaligus menara eiffel yang akan menyala setiap malamnya. terkesan manis, Itu Alasan keenan memutuskan untuk membeli apartmen ini, bukan cuma nyaman,pemandangan dari atas sini sangat indah.

Ia menengok jam dinding kayu disudut ruangan. Pukul 7,masih gelap. Keenan menuang sedikit tequila digelas kaca miliknya, meneguknya sampai kandas.Matanya memejam, merasakan udara pagi yang berhembus pelan menerpa rambutnya, "nanti keluar yuk, temenin gue" ucapnya tiba-tiba.

"nyari objek lagi?bosen banget sih." jawab lawan bicaranya,dengan nada malas. Keenan mendecakan bibirnya,menyatukan telapak tangannya,sebagai posisi memohon. "ayolah,nu...masa gitu"

"Jajanin tapi." ucap danu,nyengir.

Keenan menghembuskan nafasnya, pasrah. Kemudian beranjak sembari menonjok bahu danu pelan. "gue siap-siap dulu,biar kece." Danu cuma menggeleng pelan ,"najis" ,umpatnya sambil tersenyum memamerkan sederet gigi putih bersih terawatnya, Kemudian dilanjut mengisap tembakaunya.

🍍🍍🍍

Clayrine mengerjapkan matanya, kemudian menggerang, memegang kepalanya yang terasa pusing dan berat,matanya sembab, karna menangis semalaman.Max,belum bisa hilang dari benaknya. Bahkan sedikitpun. Clay beralih pada nakas samping tempat tidur, mengambil segelas airputih yang sengaja disiapkannya semalam, ia mengecek layar ponselnya, matanya terbelalak, nama max muncul disana.

34 panggilan tak terjawab, Tak lupa juga beberapa pesan darinya.

'clay,angkat teleponku, kumohon. Kita perlu bicara, aku akan menjelaskan semuanya, semuanya. Tanpa ada yang aku tutupi'

'clayrine,angkat...kumohon'

'Maaf, clay. Maaf atas semuanya'

'clayrine,maaf..'

Aku menghela nafas gusar, sama sekali tak berniat membalas pesan darinya. Aku menyandarkan tubuhku diranjang kasur, mataku memanas, pandanganku buram, punggungku kembali bergetar. Entah kenapa semenjak kejadian malam itu, aku berubah menjadi sosok wanita yang menyedihkan,lemah. ya,aku lemah tanpamu, max.

Jujur, dengan sangat terpaksa aku ingin melupakanmu,max. Bagaimanapun Aku tak bisa terus-terusan mendambamu.
Aku ingin bertemu denganmu,max. Ingin sekali.  Menanyakan semua pertanyaan yang memenuhi pikiranku akhir-akhir ini.

Aku cuman mau tahu apa alasanmu memilih untuk bersamanya,max. Bahkan malam itu kau tak mengejarku sama sekali, hanya kaget menatapku,lalu sudah.tak ada gerakan apapun. Aku kecewa,sangat.malam itu, sampai detik ini, aku  masih rapuh,bahkan hancur, asal kau tahu.

Makannya aku memilih untuk tidak menemuimu terlebih dahulu,max. Tunggu aku siap ya? . Yang jelas kita akan bertemu, max. Cuman aku belum tahu kapan waktu yang pas.

Kedatanganku ke paris sia-sia, harusnya sekarang aku sedang jalan-jalan menelusuri kota paris sambil mengengam tanganmu, max. Tapi realitaku malah disini, berdiam diri dikamar hotel meratapi diriku yang menyedihkan Akibat menangkap basah kekasihku yang sudah bersama wanita lain. Aku kembali merebahkan tubuhku, menyibak selimut sampai atas kepala dan menenggelamkan kepalaku disana. Menangis,lagi-lagi. cuma itu mauku.Mataku mulai terpejam, Tanpa sadar aku mulai kembali terlelap, masuk kedalam bunga mimpiku.

Tak Pernah SenyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang