That Smile :)

91 19 17
                                    

Clara's POV

"Hah?"

Dan kalian tahu apa yang kulihat? Yap, pria yang tadi siang ku tabrak itu. Ia menahan pukulan dari salah satu preman itu, supaya aku tidak terkena pukulannya.

"lari Clara! Cepat!". Kata pria tersebut.

"tapi, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!". Kataku.

"akh, cepat!". kata dia, sambil memukul preman-preman tersebut.

Dan akhirnya aku berdiri dan memutuskan untuk tetap disitu dan membantunya, dan aku sibuk mencari sesuatu untuk bisa menghajar preman-preman tersebut.

"dapat kau!". Aku berhasil mendapatkan kayu yang lumayan besar, siapa tahu bisa membantu pria tersebut untuk memukul preman-preman tersebut.

Marc's POV

Sementara itu, aku masih berjuang untuk menghajar preman-preman ini. Tidak apa- apa, yang penting Clara aman.

"argh!". Aku terpukul di bagian perutku dan pipiku dan tubuhku pun terlempar ke tembok, untung saja kepalaku tidak terbentur.

Dan ketika preman-preman itu ingin memukulku 'lagi' tiba-tiba saja Clara datang dan memukul kepala salah satu dari preman itu, sehingga preman itu terjatuh ke lantai. Dan itu memberikanku kesempatan untuk menghajar preman yang lainnya.

"rasakan ini!" aku menghajar mereka lagi dengan penuh emosi. Tapi lagi-lagi aku terpukul dan terjatuh ke lantai.

Dan akhirnya bala bantuan pun datang, ada polisi patroli setempat yang datang secara tiba-tiba ke arah kami, dan preman-preman itu pun lari meninggalkan kita.

"lari lari, ada polisi!", kata salah satu preman tersebut.

Salah satu polisi itu pun keluar dari mobilnya dan berkata kepada polisi yang lain, "kau kejar preman-preman itu biar aku yang mengurus mereka".

"kalian tidak apa-apa?" tanya polisi itu pada kami berdua.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menjawabnya.

"tidak pak, terima kasih karena sudah menyelamatkan kami, kami tidak tahu apa yang akan terjadi bila bapak tidak datang", kata Clara.

"iya sama-sama, lain kali lebih hati-hati lagi ya kalau sedang pacaran", jawab polisi itu.

Sontak wajahku menoleh ke arah
Clara dan Clara pun juga menatapku.. "um, tidak pak kita tidak sedang pacaran kok". Kataku.

Aku kembali melihat wajah Clara, dan wajahnya memerah, hahah lucu sekali.

"ya sudah, sebaiknya kalian berdua pulang", kata polisi itu lagi.

"iya pak, permisi". Kata Clara, dan tiba-tiba ia membantuku untuk berdiri. "mari kubantu".

"umm, tidak usah Clar, aku bisa sendiri", jawabku.

"aku tidak menerima penolakanmu, ayo". Katanya, memaksa.

"baiklah.." akhirnya aku dibantu berdiri oleh Clara, dan salah satu tanganku ditaruh melingkari lehernya dan kami pun berjalan.

"aku akan mengantarkanmu pulang ya" kata Clara.

"ehh, tidak usah, justru kamu yang harus ku antar pulang".

"tapi kondisimu seperti ini, memarmu harus diobati dulu" jawab Clara lagi.

"aku baik-baik saja" kataku dengan senyuman.

"sudah sudah, begini saja, aku akan membawamu ke rumahku dan mengobati memarmu dulu, baru kamu pulang ke rumahmu, oke?".

Hahh, perempuan ini kenapa dia peduli sekali sih? Tapi.. Aku pasti hanya bisa merepotkannya. "tapi, aku akan merepotkanmu Clara".

Fate [Marc Marquez Fanfiction] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang