Erik Panduwinata

33 2 6
                                    

Aku masih memikirkan kenapa Erik, orang yang belum aku kenal tapi begitu mudahnya dia tahu informasi tentang diriku.
Aku berjalan menyusuri koridor kelas, nampak sudah ramai sekolah ini. Dan di pojok koridor, aku melihat satu orang laki-laki sedang menatap kearahku. Tidak begitu jelas siapa orang iti, namun perlahan dia menghampiriku.

"Naya kan?"tanya laki-laki itu.

Dan kalian tahu siapa itu?dia Erik! Laki-laki yang membawaku keruang UKS, laki-laki yang mengirimku pesan, dan laki-laki yang tahu namaku. Seperti peramal namun aku yakin dia mencari informasi tentang diriku.

"E..E..E..iya, aku Naya. Kamu bukannya yang kemaren bawa aku keruang UKS kan?"jawabku dengan gugup.

Andai kalian tahu betapa bergetarnya hati ini. Badanku rasanya panas dingin. Dan aku tidak berani menatap matanya.

"Nanti pulang sekolah aku tunggu di gerbang luar yah, ada yang pengen aku obrolin sama kamu."

"Gimana yah, mmmm."aku ragu untuk mengatakan iya.

"Kalo pulang sekolah kamu sibuk, jangan dipaksa, waktu masih banyak ko."Erik angkat bicara.

"Yaudah deh iya."akhirnya aku menyetujui.

"Yaudah aku ke kelas dulu yah."pamit Erik.

Aku penasaran, Erik masuk kelas apa. Pas awal dia pindah kesini aku emang gak pengen tahu tentang anak baru.
Tiba-tiba Caca sama Salsa datang.

"Nay ko belum masuk ke kelas sih."tanya Salsa.

"Iya Nay, masuk yu ah."Caca menimpali.

Akhirnya kami bertiga masuk ke kelas. Kebetulan kami bertiga itu deket gara-gara satu kelas. Kami dipersatukan di kelas Mipa 3.

"Nay tahu gak siapa yang nolong kamu kemaren?"tanya Caca.

"Siapa emangnya?"Aku emang udah tahu, tapi biarkan teman-temanku ini bercerita, aku ingin tahu apa yang akan mereka katakan.

"Namanya Erik, kelas XII Ips 1. Dia pindahan dari Bandung."Salsa ikut menimpali.

"Kelas XII? kirain aku kelas XI, sama kaya kita."

"Kalo ka Erik kelas XI, emangnya kenapa? kamu suka?"Salsa bertanya.

"Enggak sih nanya aja. Tadi aku ketemu dia. Terus dia ngajak ketemu pas pulang sekolah."

"Terus terus gimana? Kamu mau?"Caca mulai kepo.

"Jangan ditolak Nay, ka Erik itu ganteng, baik, aaahhhh pokoknya idaman deh."Salsa mulai berkhayal.

"Kamu tau darimana dia baik?"tanyaku.

"Buktinya, dia kemaren nolong kamu, berarti dia baik."jawab Salsa.

"kemaren juga dia sempet ngirim aku pesan facebook. Aku kaget aja dia tahu nama aku. So kita kan baru pertama kali ketemu, terus gak sempet kenalan juga."curhatku.

"Kayaknya dia suka deh sama kamu Nay."timpal Caca.

"Udah ah gak tau."aku gak akan berfikir kesitu dulu. Takutnya nanti kecewa. Eaaa.

Bel masuk berbunyi. Aku belajar seperti biasanya. Hingga sampai pada bel pulang berbunyi.

"Ca, Sa. Doain aku yah supaya gak terjadi apa-apa."

"Yaelah Nay, sampe segitunya kamu."Caca menjawab.

Ketika aku berjalan menuju gerbang sudah kusangka ka Erik sudah ada di depan gerbang.

"Ada apa?"aku angkat bicara.

"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, ikut yu."ajak Erik.

"Jangan jauh-jauh tapi yah."

"Gak bakalan. Yaudah ayo naik."

Kalian tahu? Ini pertama kalinya bagiku naik motor sama laki-laki. Jantugku berdebar sangat cepat. Aaahhh aku gerogi.;')

Si Pemberi HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang