Apakah bisa?

20 1 0
                                    

Pagi itu aku sekolah seperti biasanya. Aku belajar seperti biasa. Dan menurutku yang tak biasa yaitu suasana hatiku. Aku masih memikirkan kejadian kemaren. Kejadian dimana ka Melly bicara gitu padaku.

"kenapa Erik gak pernah bilang kalau dia punya pacar yah, aku ingin tahu apa dia itu seorang playboy?"ahhhh semua pikiranku tentang Erik. Kenapa bisa seperti ini?kenapa begitu mudahnya aku menaruh hati buat Erik?

Sampai aku gak sadar kalau jam pertama dan kedua sudah selesai.  Dan Salsa dan Caca tiba-tiba mengagetkanku.

"Hei Nay! Ke kantin yuk.!" tanya Salsa.

"Nay? Loe denger kita kan? Loe lagi ngelamunin apa sih. Ya ampun!" timpal Caca.

"Apa?ada apa? Loh Pa Diki kemana?udah selesai? Astaga!"

"Yaelah Nay, dari tadi juga udah selesai. Kenapa sih loe?" tanya lagi Caca.

"Enggk, gue gk kenapa-napa. Ke kantin yuk ah." jawabku mengalihkan pembicaraan.

Di kantin. Aku memesan batagor bang Aladin. Dia langgananku dan teman-temanku. Sampai akhirnya Erik datang menghampiriku dimeja kantin.

"Kenapa dia datang?aku udah berusaha untuk menjauhinya. Yaampun Erik. Kau ini manusia atau apa?sama sekali tidak bisa mengerti apa yang terjadi." gumamku dalam hati

Si Pemberi HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang