kirim beras ke desa seberang

2.7K 80 4
                                    

05.00 WIB

Narno terbangun dari tidurnya,atau pingsan lebih tepatnya. Ia sangat ingat tadi malam apa yg dipeluknya. Rasa takut masi menyelimuti perasaan narno saat ini. Ingin melihat dibawah dipan pun rasanya takut seperti pada saat ia kemarin melihat guling putih melompat tersebut di lubang yg tibatiba ada di perempatan desa.

Ternyata keberuntungan berpihak padanya. Pocong itu telah kembali ke asalnya, atau mungkin sembunyi? entah yg penting sekarang ia harus bergegas mandi dan sholat shubuh.

09.00 WIB

"jaer, kamu tau? tadi malem aku nglihat pocong di dalem lubang, tepat di perempatan desa"

"hah??!! yakin kamu? astaga apa ini pertanda desa akan kembali seperti dahulu" ucap ia lirih

"maksud kamu? yg kemarin kamu bicarakan itu? yang lubang akan menarik kaki orang orang? hahaha dasar takhayul" kekeh narno dengan tawa ketakutan, aneh.

"iya bener no, aku takut karena kita nanti malem lembur lagi, kata tuan kita harus nganter satu lusin sak beras ke desa Sumbertanah. Kamu tau kan kalo desa sumbertanah itu kiri kanan sebelum rumah warga, isinya kuburan semua" kata mujari memelas, memikirkan nasib apa yg nanti malam bakal ia temukan.

"kenapa tidak sekarang aja kita nganter nya? mumpung masi siang kan kita ga bakal ada yg menampakan diri kayak tadi malem" ucap narno

"entah kenapa tuan keras kepala itu menyuruh kita untuk mengantar sak sak itu pada saat malam hari. Saat aku bertanya kenapa tidak siang hari, beliau menjawab apa kamu mau keluar saja dari pekerjaan ini? tentu saya tak mau la" ucap mujari

"yasudah mau gimana lagi, pekerjaan tetap pekerjaan. Ah andai cobaan ini ngga ada mungkin aku bisa kuliah terus kerja di kota ya" sedih campur aduk perasaan narno.

22.00 WIB

"kuylah ri, cepetan. aku gamau kemaleman. Kamu mau kita ketemu itu makhluk?" kata mujari

"yeu gua tampol lu yak, kuylah cepetan" narno menyahut

Tiba di perempatan tempat narno kemarin melihat pocong, untuk kedua kalinya ia melewati tempat tersebut. Namun kali ini pocong maupun lubang yg menganga kemarin tidak ada, tidak berbekas sekalipun. Terus kemana perginya? ah biarlah, yg penting sekarang aku aman. pikirnya.

Tepat pukul 23.56 ia berdua melewati gerbang desa Sumbertanah. Ia melewati gerbang desa dengan klakson mobil. Kata orang, kalau ingin menyapa makhluk tak kasat mata dengan sopan maka ia harus membunyikan klakson.

Tiba di alamat yg dituju, narno dan mujari langsung mengetok pintu rumah yg memesan sak sak tersebut.

Alangkah terkejutnya kedua orang itu kala ciri ciri yg pernah mujari bicarakan kepada narno ternyata pemesan sak sak tersebut. Jubah hitam dari pundak menjalar sampai bawah mata kaki menjadi khas ciri cirinya. Namun mujari harus profesional, ia bekerja bukan untuk takut, namun untuk uang.

"Permisi tuan, kami mau mengantarkan.." belum selesai mujari bicara, pemilik rumah tersebut langsung menunjuk tempat yg harus diletakkan ia bersama narno

"Baik tuan" ucap dingin mujari kepada pembeli sak sak beras tersebut. Ia menilai orang; atau makhluk ini aneh

"no ayok angkat sak sak ini kesana" ucap mujari

"kuylah"

Saat ia berdua mengangkat sak sak tersebut, ia merasa tidak mengangkat sak beras. Ini lebih berat daripada satu sak beras penuh, pikirnya.

Setelah selesai mengangkat satu lusin sak beras, ia pun pamitan kepada pemilik rumah.

-di mobil // 00.50 WIB-

"eh kamu tadi ngrasa ngga si kita ngangkat sak sak beras itu lebih berat daripada biasanya?" ucap narno pada mujari

"iya si bener kata mu. sak sak itu lebih berat dari bobot normal biasanya. apa ada tambahan beras mungkin khusus untuk pembeli tadi" pikir positif mujari

"oiya aku jadi keinget ceritamu ri yg ketemu sama tuan tadi, ia bahkan tidak menampakan muka nya. serem bener jadi orang"

GLODAK

terdengar benturan keras dari mobil mereka berdua

"astagfirullah ri kamu nabrak apa barusan?" tanya narno sambil degdegser mikir apa yg ia dan rekan kerja nya tabrak barusan

"aku juga ngga tau no, tadi katakata mu tentang tuan hitam mengalihkan ku. dan aku baru sadar orang berbaju putih seingetku yang tak tabrak barusan."

"ayoklah turun liat korban, kasian kalo ga di bantu" kata narno

Setelah beberapa saat menenangkan diri, ia keluar bersama mujari, posisi orang yang tertabrak tadi pastilah sangat dekat mengingat mujari langsung menginjak pedal rem nya. Alangkah terkejut bukan main saat narno melihat guling lompat lah yang menjadi penyebab nya. Namun lain orang lain penglihatan. Mujari malah melihat korban sebagai debog pisang ditengah jalan. Dengan santai nya ia menyingkirkan debog tersebut dari tengah jalan, kemudian menyusul narno masuk kedalam mobil.

"apa apaan si kamu no? sama debog pisang aja kamu takut?" tanya mujari santuy

"debog ndasmu iku to kang, aku tu normal, mataku sehat, dan aku ngliat itu bukan debog pisang!" kata narno sambil ketakutan setengah mati

"santuy to gan santuy, emang kamu liat apa barusan?"

"aku ngliat pocong yang kemaren ri, persis sama yg ada di lubang perempatan desa"

Wajah mujari berubah 370°, tibatiba bau busuk menyengat masuk ke kabin mobil nya. Ia tau hal ini pasti tidak baik. Benar saja, ternyata apa yg diliat narno sedang menumpang di bak belakang. Pas sekali bisa dilihat dari spion yg sekarang dilirik oleh mujari. Mereka berdua menjadi ketakutan setengah mati, terutama Narno, yg tibatiba diam seribu bahasa.

Pikir mujari, narno kerasukan hingga ia diam saja. Dalam film horror biasanya orang yang kerasukan akan mencekik orang yg normal, pikir sembrawutnya. Namun tibatiba ia mencium bau tidak biasa, ya ini adalah; bau kencing.

Ternyata narno sudah lebih dulu K.O
dan meninggalkan mujari seorang diri, menyetir sendirian pula di desa semalam ini.

'oo la gondes, malah ngompol, semaput sisan' batin mujari. Ia mulai membaca doa dalam hati yg ia bisa. Ayat kursi, sampai Allahuma bariklana pun ia baca, apapun doa nya ia baca. Beruntung sampai gang desa ia pun selamat; atau mungkin ia tidak tahu bahwa daritadi diikuti~

Rawasumber; terror pocongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang