▶two

133 26 20
                                    

"Na-nahyun???!"

"Oh, bagaimana anda bisa tau namaku?" Gadis itu menatap Minhyuk bingung.

Minhyun tidak menjawab. Ia langsung memeluk tubuh ramping Nahyun. Airmatanya kembali mengalir. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini namun ia bersyukur bisa melihat sosok Nahyun lagi.

"Hei, Tuan!" protes Nahyun. "Anda sangat tidak sopan! Tolong lepaskan aku!"

"Nahyun, aku merindukanmu..." gumam Minhyuk sambil masih memeluk Nahyun erat.

Nahyun memberontak dan melepas paksa pelukan Minhyuk. Ia menatap Minhyuk dengan tatapan marah.

"Anda benar-benar keterlaluan. Aku tidak mengenal anda sama sekali walaupun anda tau namaku." ucap Nahyun.

"Nahyun, ini aku Minhyuk." Minhyuk mencoba menyentuh tangan Nahyun namun ditepis oleh gadis itu.

"Aku tidak mengenal anda." Lalu Nahyun melangkah cepat untuk menghindari Minhyuk.

Minhyuk memandangi kepergian Nahyun dengan perasaan bingung. Kenapa Nahyun tidak mengenalinya? Dan yang paling penting, bagaimana bisa ia menemui sosok Nahyun kembali?

Dengan begitu banyak pertanyaan di kepalanya, Minhyuk berjalan untuk mengikuti jejak Nahyun.

.

.

.

Minhyuk beruntung karena ia masih sempat mengikuti Nahyun. Ternyata gadis itu pergi ke studio dance, tempat Nahyun menyalurkan hobi menarinya. Minhyuk tidak ikut masuk, melainkan mengintip dari luar. Untung saja jendela studio terbuka lebar sehingga Minhyuk bisa leluasa memperhatikan Nahyun dari luar.

Nahyun sudah berganti pakaian. Dari dress motif buka selutut dan cardigan peach yang tadi ia kenakan menjadi croptop abu-abu dan legging hitam. Sebelum mulai menggerakkan tubuh luwesnya, Nahyun melakukan pemanasan-pemanasan singkat.

Senyuman Minhyuk berkembang. Gadisnya tidak berubah. Selalu terlihat menawan saat sedang menari. Lalu tanpa sengaja pandangan Minhyuk jatuh pada setumpukan koran yang ada disebelahnya. Matanya melebar.

Karena koran tersebut menunjukkan tanggal 1 Januari 2018.

"Apa ini? Bukannya sekarang tanggal 1 Juni?" gumam Minhyuk.

Bingung. Itu yang Minhyuk rasakan. Namun perlahan semuanya jelas. Ia berada di waktu ia belum mengenal Nahyun. Makanya Nahyun tidak mengenalnya saat mereka bertemu tadi.

Tetapi Minhyuk semakin bingung. Bagaimana bisa? Apakah ia menjelajahi waktu?

Meskipun masih banyak tanda tanya, Minhyuk sudah menetapkan didalam hatinya. Ia akan mempergunakan kesempatan ini untuk memperbaiki semuanya.

.

.

.

Seperti biasa Minhyuk kembali mengikuti Nahyun. Ini sudah hari kedua semenjak ia kembali ke masa lalu. Langit sudah gelap. Nahyun baru pulang dari studio dancenya. Minhyuk mengikuti Nahyun dari belakang. Ia tidak ingin menerima penolakan Nahyun seperti yang ia terima sebelumnya.

Nahyun sendiri terlihat lelah. Sudah berkali-kali ia menutup mulutnya karena rasa kantuk yang mulai menghampirinya. Karena itu tanpa sadar ia sudah ingin menyeberangi jalan, padahal lampu lalu lintas belum menunjukkan warna hijau.

Minhyuk yang melihat semua itu berlari untuk menghampiri Nahyun dan menarik Nahyun karena sedetik saja ia terlambar, sebuah mobil akan menabrak Nahyun. Karena terlalu terkejut, Minhyuk memeluk tubuh Nahyun.

Nahyun menggerutu sambil mendorong Minhyuk.

"Ah, maafkan aku." Minhyuk menggaruk kepalanya.

Nahyun memutar matanya. "Kau lagi. Kenapa aku bertemu denganmu lagi? Kau stalker??"

"Hah?? Tidak, tidak!" Minhyuk menggeleng. "Aku... aku... aku tidak sengaja lewat sini dan melihatmu. Kau hampir saja tertabrak tadi."

"Oh... terima kasih." ucap Nahyun. Nadanya tidak sekeras tadi. Lalu ia berjalan kembali. Sebenarnya ia agak malu karena menuduh Minhyuk yang macam-macam.

Minhyuk menyusul Nahyun dan berjalan disamping gadis itu.

"Siapa namamu?" tanya Nahyun, memecah keheningan diantara mereka.

"Lee Minhyuk." jawab Minhyuk.

"Aku Kim Nahyun." balas Nahyun. "Hei, bagaimana kau bisa tau namaku?"

"Kau... mirip seseorang yang kukenal." ujar Minhyuk. Tidak mungkin kan ia menjawab kalau Nahyun adalah kekasihnya. Mana mungkin Nahyun percaya.

"Ah, begitu rupanya." Nahyun tertawa kecil. "Namanya sama denganku kah?"

"I..iya..." jawab Minhyuk.

Mereka kembali berjalan beriringan. Dengan keheningan yang menemani keduanya.

"Minhyuk, rumahku masuk sini." ucap Nahyun sambil menunjuk sebuah gang yang cukup luas. "Aku duluan ya."

"Oh, tentu. Hati-hati, Nahyun." Minhyuk tersenyum.

"Untuk yang tadi, terima kasih. Kalau kau tidak menolongku, aku pasti sudah celaka." ujar Nahyun. "Dan maafkan aku sudah menyangkamu yang tidak-tidak."

"Sama-sama. Dan tentu saja tidak masalah."

"Sampai bertemu lagi." Nahyun melambaikan tangannya.

Minhyuk membalas lambaian tangan Nahyun. Ia masih berdiri menatap punggung Nahyun yang mulai menjauh.

severely ; monsta x minhyuk ✔Where stories live. Discover now