▶five (end)

103 22 16
                                    

Pagi hari, tanggal 31 Mei 2018.

Minhyuk tidak tidur sejak semalam karena memikirkan Nahyun. Hari ini adalah hari H. Hari kecelakaan itu, kecelakaan Nahyun. Ia sudah berusaha mencegah Nahyun namun gadis itu terlalu keras kepala.

Ia melirik jam dindingnya. Sudah pukul 10 pagi. Berdasarkan kejadian yang sudah ia alami, kecelakaan Nahyun akan berlangsung pada malam hari.

Minhyuk bangkit dari duduknya. Ia sudah diberi kesempatan. Kali ini ia akan mempergunakannya sebaik mungkin. Sebisa mungkin ia akan menyelamatkan Nahyun dari kecelakaan itu. Ia tidak ingin kesempatan yang diberikan padanya ini menjadi hal yang sia-sia.

.

.

.

Kompetisinya akan dimulai hari ini pada sore hari. Dari pagi, Nahyun sudah berada di studio dancenya untuk berlatih sekali lagi. Memaksimalkan dirinya sebelum kompetisi benar-benar dimulai. Namun ia tidak bisa konsentrasi karena memikirkan perkataan Minhyuk kemarin.

"Besok... bisakah kau tidak pergi kemana-mana?"

"...Besok akan ada sebuah kecelakaan."

"...kecelakaan itu adalah kecelakaanmu!"

"Besok kau akan meninggal, Kim Nahyun!"

Sejujurnya Nahyun takut. Takut karena bisa saja apa yang Minhyuk katakan benar-benar terjadi.

Namun sisi lain dari dirinya menolak untuk percaya. Bagaimana Minhyuk bisa mengetahui semua itu? Atas dasar apa? Semua ini membuat Nahyun bingung.

Ia menatap pantulan dirinya pada cermin besar di ruang latihannya ini. Nahyun sudah memutuskan. Apapun yang akan terjadi ia akan tetap mengikuti apa yang ia inginkan.

Nahyun menyeka peluh pada keningnya lalu bangun dari duduknya dan mulai menari lagi.

.

.

.

"Wah, selamat Nahyun!"

"Kau hebat sekali!"

"Bagaimana kita merayakan kemenanganmu ini?"

"Benar! Ayam dan bir, bagaimana?"

"Ah, maaf semuanya. Mungkin lain kali. Aku lelah dan aku ingin cepat-cepat pulang untuk istirahat." tolak Nahyun sambil tersenyum kecil.

Nahyun merapikan barang-barangnya lalu melambaikan tangan pada teman-temannya. "Maaf ya. Aku janji lain kali aku akan traktir kalian!"

Nahyun keluar dari gedung tempat kompetisinya diadakan. Ia merasa puas, senang sekaligus lelah. Puas dan senang karena semua persiapan yang ia lakukan terbayar dengan kemenangan yang ia dapatkan malam ini. Dan lelah tentu saja karena ia sudah mengikuti acara dari siang hari dan panjangnya acara kompetisinya itu.

Sambil menutup mulutnya yang menguap, sebelah tangan Nahyun ia gunakan untuk memijat kecil tengkuknya. Ia benar-benar lelah. Ia melirik jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam. Ia memutuskan untuk berjalan pulang untuk membunuh rasa kantuknya.

"Ah, lampunya!" Nahyun berlari kecil melihat lampu tanda untuk menyebrang waktunya sudah sedikit lagi habis. Ia ingin cepat-cepat menyebrang.

Namun....

TIN!! TIIINNN!!

Sebuah sinar membuat Nahyun silau. Ia hanya bisa terpaku memandangi sebuah mobil bak yang sudah beberapa meter lagi mendekatinya.

"Nahyun!"

BRAAAKKK!!

Tubuh Nahyun masih kaku. Namun ia tidak merasakan apapun. Perlahan ia membuka matanya yang ia tutup dengan erat sejak ia melihat sinar yang membuatnya silau itu.

Nahyun bingung. Kenapa ia tidak kenapa-napa? Bukannya seharusnya....

Nafas Nahyun tercekat melihat sesosok tubuh yang sudah dibanjiri darah di dekatnya. Ternyata bukan ia yang tertabrak mobil itu.

"Mi-Min....Minhyuk...." Suara Nahyun terputus-putus.

Nahyun melihat sekitar. Ia ingin berteriak karena ia melihat sang supir mobil malah melarikan dirinya. Namun suaranya tidak mau keluar.

Tubuh Nahyun mendadak lemas. Ia terduduk sehingga ia berada disamping tubuh Minhyuk.

"Minhyuk...." Tangan Nahyun terjulur untuk menyentuh Minhyuk.

Ia menggoyangkan tubuh Minhyuk. Berharap laki-laki itu sadar. Namun Minhyuk masih terbaring kaku.

"Minhyuk...?" Nahyun semakin mendekat. Kedua tangannya sudah ternodai darah Minhyuk. Ia menangkup wajah Minhyuk dan menggerakkannya. "Bangun. Kau.... Minhyuk....?"

Nahyun mendadak histeris karena Minhyuk tidak kunjung terbangun. Ia menggerakkan tubuh Minhyuk lagi dengan agak kasar.

"Hei, Minhyuk!! Bangun! Buka matamu!!" Suara Nahyun sudah bercampur dengan isak tangisannya. Ia mengedarkan pandangannya. Mencari orang untuk menolong Minhyuk. "Tolong!! Tolong aku!!"

"Minhyuk!!"

severely ; monsta x minhyuk ✔Where stories live. Discover now