Setelah perkenalan resmi mereka, Minhyuk jadi lebih berani untuk mendekati Nahyun. Ia membuat dirinya 'secara tidak sengaja' bertemu Nahyun di berbagai situasi. Dan itu membuat ia jadi lebih dekat dengan Nahyun. Mereka pun jadi sering menghabiskan waktu bersama.
Seperti saat ini, Nahyun mengundang Minhyuk untuk mampir ke rumahnya.
"Kau mau minum apa?" tanya Nahyun.
"Apapun." jawab Minhyuk.
"Sebentar ya aku ambilkan."
Sementara menunggu, Minhyuk mengedarkan pandangannya. Rumah Nahyun tidak ada yang berubah. Masih sama seperti terakhir kali ia berkunjung. Dulu.
Tak lama Nahyun kembali sambil membawa nampan yang berisi satu teko berukuran sedang, dua buah gelas, dan sebuah tempat berisikan gula batu.
"Aku bawakan teh tidak apa-apa?" Nahyun meletakkan nampan diatas meja.
"Tentu saja. Terima kasih." Minhyuk tersenyum.
Nahyun menuangkan teh tersebut ke masing-masing gelas. Lalu ia menyerahkan salah satunya pada Minhyuk.
Minhyuk tersenyum sebagai ucapan terima kasihnya. Nahyun sendiri menyeruput tehnya perlahan sambil mencuri pandangnya kearah Minhyuk. Minhyuk yang canggung karena dipandangi Nahyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan memasukkan satu cube gula kedalam teh milik Nahyun.
Hal itu membuat senyuman manis Nahyun muncul.
Dan tentu saja menyebabkan getaran aneh dalam diri Minhyuk. Merasa canggung dan gugup, Minhyuk meneguk tehnya sampai habis. Namun karena tehnya masih terlalu panas, Minhyuk mendesis dan mengipas-ngipasi lidahnya yang terasa terbakar.
Nahyun tertawa melihat tingkah konyol Minhyuk.
"Hei, hati-hati." ucap Nahyun. "Ah, omong-omong, bagaimana kau bisa tau kalau aku suka teh yang manis?"
Minhyuk hanya tersenyum sambil menuangkan teh kedalam gelasnya lagi.
.
.
.
Karena bosan, Nahyun mengajak Minhyuk keluar untuk makan siang. Nahyun melirik Minhyuk yang berjalan sambil membawa payung. Keningnya berkerut.
"Minhyuk,"
"Ya?"
"Cuaca hari ini cerah. Bahkan tidak ada tanda-tanda hujan akan turun." ucap Nahyun. "Lalu kenapa kau membawa payung?"
Minhyuk tersenyum. "Jaga-jaga saja tentu tidak masalah kan?"
Nahyun hanya mengangkat bahunya lalu melanjutkan langkahnya.
"Ah," Minhyuk menahan langkah Nahyun, sambil melirik jam tangannya. "tunggu sebentar."
Lalu Minhyuk membuka payungnya untuk menaunginya dan Nahyun. Tak lama hujan turun dengan derasnya. Mulut Nahyun terbuka. Takjub, kaget, sekaligus heran.
"Hei, apa kau ini cenayang? Bagaimana bisa kau tau hari ini akan hujan?" tanya Nahyun.
Minhyuk hanya tertawa kecil. Lalu merangkul lengan Nahyun agar merapat padanya.
"Ayo."
.
.
.
Sudah lewat tengah malam. Setelah mengantar Nahyun pulang, Minhyuk malah masih berada diluar. Ia berada di persimpangan jalan tempat ia menarik Nahyun yang hampir tertabrak waktu itu.
Tempat ini juga... yang membuat Nahyun meninggalkannya.
Minhyuk menggenggam potongan berita dari koran yang selalu ia bawa semenjak kepergian Nahyun. Waktu kejadian kecelakaan pada berita itu menunjukkan tanggal 31 Mei 2018. Yang berarti 4 bulan dari sekarang.
Minhyuk memejamkan matanya. Sekilas bayangan dimana hari kecelakaan Nahyun terlintas di benaknya.
Ia menengadah, menatap langit malam yang gelap.
"Yang harus aku lakukan hanyalah mencegah Nahyun untuk tidak pergi kemana-mana pada tanggal ini." gumam Minhyuk sambil menggenggam potongan kertas itu.
YOU ARE READING
severely ; monsta x minhyuk ✔
Fiksi Penggemarif i had a chance, i would rather save you than myself. 💫cover by graviteez start : June 1, 2018. finish : June 9, 2018. © 2HDarts