1.

74 9 0
                                    

Aurel POV

      Pagi yang cerah. Secerah hatiku saat ini. Senang hatiku mengingat dia mengakui bahwa aku kekasihnya. Tak apa walau ucapan mantan kekasihnya itu menyakitiku. Yang penting aku bahagia. Dia lebih memilihku daripada mantannya itu.

Ku singkap selimut yang menutupi sebagian tubuhku. Lalu aku duduk diranjang king size ku dengan kaki yang menjuntai kebawah. Ku renggangkan otot tubuhku, karena merasa pegal telah tidur cukup lama.

Tak henti - hentinya aku tersenyum di pagi ini. Sungguh, aku sangat senang.

Kulihat cermin yang menampakkan wajahku. Cermin itu teman terbaikku. Sebab, saat aku tertawa ia akan ikut tertawa. Saat aku menangis ia pun akan ikut menangis.

Seperti sekarang. Saat aku tersenyum ia pun ikut tersenyum.

Andai semua orang bersikap seperti itu padaku. Tapi itu hanya sebatas seandainya.

Tidak semua orang sikapnya sama. Ada yang gini. Ada yang gitu. Dan masih banyak lagi.

Kreeeekkk...

Aku terlonjak kaget mendengar suara pintu terbuka.

"Eh, kau sudah bangun nak... Mama baru saja akan membangunkanmu." Tiba - tiba mama datang langsung membuka pintu.

"Eh Mama, aku kaget ya ampun."

"Hehe, maaf sayang. Mama tidak tahu kan."

"No problem."

"Ya sudah, sekarang kamu mandi lalu solat subuh. Setelah itu langsung ke bawah, kita sarapan bersama."

"Siap Ma."

***

Arva POV

"Selamat pagi Ma, Pa."

"Pagi sayang." Mama menjawab sambil menuangkan sup ke dalam wadah.

Papa tidak menjawab. Hanya berdeham kecil.

"Tumben kamu sudah rapi jam segini, tidak biasanya." Mama bertanya sambil sibuk memasak.

Papa hanya diam sambil membaca koran. Tidak banyak bertanya ataupun berkomentar.

"Aku mau menjemput temanku dulu Ma."

"Wah, pasti cewek ya temanmu ini? Kalau cowok mana mungkin kamu bicara "menjemput" pasti kamu bicara "ke rumah teman". Wah pasti spesial kan?"

"Hehe, Mama tau aja deh. Tebakan Mama selalu benar."

"Siapa tuh? Kok Mama ga dikasih tau. Kamu mainnya rahasia - rahasiaan nih sama Mama."

"Ada deh. Nanti kuajak ke rumah pulang sekolah nanti."

"Tuh Pa, denger. Anak kita mau bawa cewek ke rumah hihi." Mama cekikikan sambil melirik Papa.

"Hmm..." Hanya itu yang keluar dari mulut Papa.






*Vote & komen jangan lupa😊

MY PERFECT BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang