Semalaman Taehyung memikirkan kata-kata Seokjin. Ia terus menatap kertas yang semalam masih tergeletak di atas mejah. Perlahan ia mendekat dan menghembuskan nafasnya berat. Di ambilnya kertas tersebut dan pena hitam di sampingnya. Taehyung menuruni anak tangga untuk menemui Seokjin yang sedang sarapan.
"Om Seokjin."
"Kau sudah mandi?, mari sarapan bersama."
"Aku sudah memutuskannya Om," Taehyung memberikan lembaran kertas yang semalam di tinggal Seokjin di kamar Taehyung.
"Kenapa kau terburu-buru Tae? masih ada beberapa jam lagi. Apa kau tidak mau mempertimbangkannya lagi?."
"Keputusanku sudah final Om jadi aku tidak akan mundur. Satu tahun adalah waktu yang singkat. Aku akan melewati satu tahun ini dengan menjadi istri Om Seokjin."
"Berpura-pura."
"Ya, berpura-pura menjadi istri Om Seokjin."
Seokjin mengerutkan alisnya. Panggilan Taehyung sungguh membuatnya pusing. Ia memeriksa surat yang di berikan Taehyung. Surat itu sudah di tandatangani.
"Taehyung?."
"Ne Om."
"Kau boleh memanggilku Om jika kita di rumah. Namun kau harus ingat jika kita di luar rumah kau harus memanggilku-."
"Sayang."
Seokjin menatap tajam Taehyung. "Mi-mian Om," taehyung langsung menunduk takut.
"Kau bisa memanggilku apa saja yang membuat orang percaya kalau kau adalah istriku. Ingat Tae, jangan memanggilku Om di luar rumah."
Seokjin hanya tidak mau di kira pedofil oleh tetangga-tetangganya. Ia tidak mau mendengar apapun lagi dari tetangga-tetangga kompleknya yang selalu membuatnya pusing.
"Siap Om, aku akan melakukan apa saja. Oh ya Om, bisakah aku meminta bayaranku setengahnya kalau tidak seperempatnya di berikan sekarang."
"Aku bisa saja memberikan semuanya hari ini."
"Ti-tidak Om aku percaya padamu. Aku hanya butuh sedikit saja karena aku mau masuk sekolah ternama di Seoul."
Seokjin menatap Taehyung intens. Matanya tak hentinya menatap mata Taehyung. Ia bisa melihat kesungguhan Taehyung disana.
"Sekolah mana yang kau inginkan."
"Bighit High School Om."
"Habiskan sarapanmu kita segera kesana."
"Om akan mengantarku?."
"Ne."
Taehyung memekik senang Seokjin akan mengantarnya ke sekolahan favorit itu. Ia bahkan tidak tahu dimana sekolahan itu berada. Karena kebaikan Seokjinlah ia bisa mengelus dada legah.
.
.
.Mereka sudah sampai di sekolah yang di inginkan Taehyung. Sekolahan yang jauh lebih bagus dari sekolah Taehyung yang lama.
"Aku pasti sangat betah kalau begini Om."
"Kau harus belajar dengan benar. Jangan sia-siakan uang yang sudah keluar."
"Ne Om, aku tidak akan mengecewakanmu."
Seokjin tersenyum dan mengacak rambut taehyung. Hatinya sangat senang karena baru kali ini ia menenukan anak semanis Taehyung.
"Manisnya...."
Pipi Taehyung langsung merah mendengar penuturan Seokjin. Nada bicara Seokjin yang lembut membuat Taehyung merasakan aneh pada dada bagian kirinya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
16 Old
FanfictionBerawal dari sebuah sandiwara dan berakhir manis. Seokjin >> top Taehyung>> Bottom JinV