sunshine

13.2K 838 29
                                    

Namanya Park Jimin, lahir di bulan Oktober mungkin menjadikannya seorang yang ceria dan hangat. Bukan suatu keanehan jika senyuman manis itu terus melekat di bibir tebal Jimin.

Seperti saat ini, tawa kecil Jimin memenuhi kantin kala Hoseok melontarkan lelucon dengan wajah kelewat semangatnya. Tangan Jimin memukul-mukul pundak Jungkook, membuat yang lebih muda memiting lehernya karena kesal.

Sementara Yoongi yang berada di samping Hoseok hanya duduk dengan tenangnya tanpa terganggu dengan suara bising dari teman-temannya.

"Jimin-hyung!"

Jimin seketika memutar bola matanya malas ketika mendengar sapaan dari suara yang sangat khas di telinganya.

Kim Taehyung.

Seantero sekolah pun tahu jika Jimin membenci Kim Taehyung. Jimin yang sehangat matahari sekejap berubah menjadi setajam mata pisau ketika bertemu Taehyung. Sebaliknya, Taehyung yang dikenal berandal seketika menjadi lugu nan polos.

Tidak ada yang tahu mengapa kedua insan itu bisa berubah drastis ketika saling menampakkan diri satu sama lain.

Tidak satupun yang tahu, mengapa Kim Taehyung yang sangat nakal, dapat menjadi polos bak kucing manis yang penurut.

Begitu juga dengan Jimin yang berubah menjadi sangat emosi dan tak segan memberikan bogem mentah kepada Taehyung.

Taehyung berjalan kesebelah Jimin lalu menarik kursi dan mendudukinya. Ia tersenyum tipis sembari menatap kearah Jimin, membuat yang ditatap menggertakkan gigi kesal.

"Aku rindu hyung-ie." ucap Taehyung dengan nada riang. Tangannya bergerak memeluk Jimin dengan mata tertutup.

Sedangkan disisi lain Hoseok, Jungkook maupun Yoongi menatap satu sama lain. Saling berkomunikasi lewat ekspresi, karena jujur saja melihat Taehyung seperti itu sangat aneh.

Wajah tegas Taehyung dengan suaranya yang berat sangat tidak cocok melakukan hal seperti itu. Bahkan tersenyum pun Taehyung terlihat tidak cocok.

"Menjauh atau kupukul kau." tau-tau Jimin sudah mengepalkan tangannya didepan wajah Taehyung, membuat yang lebih muda berdecak kesal lalu bangkit berdiri.

"Tunggu sebentar!" tangan Taehyung merogoh saku seragamnya yang dikeluarkan. Sekilas ia mengernyit, lalu tangannya berpindah ke saku celananya. Ia terus mencari untuk beberapa detik, lalu tampaklah sebuah gumpalan kertas yang sudah lecek.

Tak lama gumpalan itu sudah berpindah ke tangan Jimin. Taehyung tersenyum tipis, lalu menunjuknya. "Baca, hyung. Tapi nanti, jangan sekarang."

"Hei, jika ingin memberikan surat cinta setidaknya jangan berbentuk seperti itu! buatlah dengan rapi!" ucap Jungkook melihat kertas yang dipegang Jimin.

Ia tahu itu adalah surat karena bentuknya sedikit terlihat walaupun sudah lecek. Hoseok terkekeh mendengarnya, "Buat apa, Kook?nantinya juga akan dibuang oleh Jimin."

Lalu mereka berdua tertawa keras, sedikit mengganggu Yoongi karena tawa Hoseok yang terlalu berlebihan. Yoongi menatap tajam keduanya membuat Hoseok maupun Jungkook terdiam menelan ludah.

"Ck, bodoh." Taehyung berdecak menanggapi ucapan tersebut membuat Hoseok bangkit dan mencengkram kerah seragam Taehyung.

Taehyung memutar bola matanya malas lalu menepis cengkraman tersebut. Matanya beralih menatap Jimin, lalu kembali tersenyum tipis menangkap sang lawan bicara sedang menatapnya tajam.

"Hyung, kumohon bacalah. Jika kau membacanya, aku tak akan mengganggumu lagi." kekeh Taehyung sambil menggaruk kepalanya.

Namun entah mengapa kekehan itu terdengar memilukan. Bahkan Jimin merasakan sesuatu di dalam hatinya berdenyut sakit. Ia menghela nafas kasar lalu mengangguk, "Pergilah."

feels [vmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang