manja, ya?

5.1K 462 37
                                    

"Pokoknya Tae tidak mau terapi kalau Jimin tidak ikut."


















Jimin mengeratkan genggamannya pada sendok saat rengekan Taehyung kembali memenuhi indra pendengarannya. Ia menggertakan gigi kesal, lalu mendongak.

Dihadapannya, Taehyung mencebikkan bibir dengan tangan bersedekap dada---angkuh. Matanya diam-diam melirik Jimin, namun langsung membuang muka sesaat setelah pandangannya bertemu dengan milik Jimin.

Persis seperti anak kecil yang terus merajuk jika keinginannya belum terpenuhi. Padahal umurnya jelas sama dengan Jimin, namun sikap mereka seperti hitam dan putih---benar-benar berkebalikan.

"Jim, temani Tae ya?" pinta Seokjin selembut mungkin. Jimin memutar bola matanya mendengar ucapan kakak pertamanya yang kini duduk bersebelahan dengan Taehyung.

"Aku. tidak. mau." ia menjawab dengan penuh penekanan. Matanya melotot, sebelum kembali fokus pada sarapannya. Nafasnya sudah tersengal, namun ia tahan sebisa mungkin.

Mendengar itu Taehyung memajukan bibirnya. Ia menatap Jimin kesal sebelum berteriak panjang, "Kalau begitu Tae tidak mau!!"




BRAKKK!!




Taehyung maupun Seokjin terjengit kala Jimin memukul meja dengan amat keras. Jimin berdiri dengan wajah menekuk yang benar-benar menyeramkan, membuat Taehyung sedikit gemetar karenanya.

"BERHENTI MERAJUK SEPERTI ANAK KECIL! AKU JUGA PUNYA KESIBUKAN SENDIRI, JANGAN MEMAKSAKU!"

Taehyung menunduk dalam, ia bisa melihat Jimin yang pergi menjauh dari sudut matanya. Matanya memanas, membuat Taehyung memejamkan matanya erat-erat.

Jangan menangis, cengeng.

"Tae?"

Panggil Seokjin dengan perlahan. Sang kakak meraih jemari Taehyung yang mengepal erat. Benar-benar khawatir dengan Taehyung yang terlihat terpuruk.

Taehyung menghembuskan nafas panjang sebelum menatap kakak pertamanya. Tatapan khawatir yang Seokjin berikan membuatnya merasa bersalah.

Maka ia mengulas senyum lebar, lalu melepas genggaman Seokjin dari tangannya. Ia bangkit, lalu membungkukkan diri. "Terimakasih makanannya. Enak sih, tapi aku bosan kalau harus makan salad terus..."

Kekehan manis keluar dari bibir Taehyung sebelum anak itu menjauh, meninggalkan Seokjin yang menatap kepergian Taehyung dengan sendu.

***

"Ahhk---paru-paru brengsek..."










Bibirnya meracau sembari memukul dadanya keras secara beruntun. Dadanya terasa sesak sekali, demi apapun. Nafasnya tidak beraturan dengan bibir yang sesekali menarik nafas panjang.

Sakit sekali, tapi ia tak dapat berbuat apa-apa. Obatnya ada pada Seokjin, dan saat ini ia sedang mengurung diri di kamar. Ceritanya sedang merajuk, namun paru-parunya malah ikutan merajuk.

Menyebalkan sekali.

"Tenang--hhh... tarik nafas dalam-dalam, keluarkan---" ia mengulang perkataan yang selalu Seokjin ucapkan ketika dirinya sedang kambuh. Ia menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya berulang kali hingga terbatuk parah. "UHUK UHUK---Hhhh.."

Bagaimana bisa tenang, sih? nafas saja sudah susah sekali! batinnya sebal. Walau begitu ia tetap mengikuti instruksi dalam kepalanya secara perlahan dan pasti.

feels [vmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang