4 o'clock

8.6K 709 57
                                    

Aku saranin kalian setel lagu 4 o'clock, atau pencet aja play button diatas.

Warning!
karena oneshoot, jadi chap-nya agak panjang.
Maklum ya, heheh.

🌸selamat membaca🌸

***

Taehyung itu anak manja, Jimin akui itu. Sesekali merajuk, dan melakukan hal kekanakan. Kadang ia meminta hal-hal aneh yang tak terpikirkan.

Taehyung sangat dimanja oleh kedua orang tua mereka. Daya tahan tubuh yang sangat lemah, mungkin salah satu alasannya.

Jimin tak tahu apa penyakit Taehyung, dan ia tak mau tahu. Taehyung memang sangat sering dibawa kerumah sakit, dan tak jarang Jimin menjenguknya.

Namun apa yang ia dapat? Taehyung terbaring dengan wajah ceria yang sedang menonton kartun. Saat Jimin bertanya kepada orang tuanya perihal penyakit Taehyung, mereka berkata bahwa Taehyung flu, demam, dan lainnya.

Jimin tak mengerti, jika hanya demam mengapa harus dirawat? Apakah sesayang itu mereka dengan Taehyung?

Mungkin saja, Jimin tak tahu hal yang satu itu.

Jimin memaksakan matanya untuk terbuka kala tubuhnya mendapat goyangan keras. Matanya mengerjap beberapa kali, lalu mendesah keras ketika mendapati adiknya, Taehyung sedang mengggoyangkan badannya berkali-kali.

"Ada apa, Tae?!" sungutnya sembari kembali menutup mata. Taehyung yang berada di sampingnya berdecak kesal, "Hyung~... ayo temani aku."

"Shireo." Jimin menjawabnya dengan cepat. Baru saja ia terlelap, sebuah goncangan keras di kasurnya membuat matanya terbuka kasar.

Ia mendesis kesal mendapati Taehyung yang melompat-lompat di kasurnya dengan kekehan kecil. Matanya bergerak melihat jam di dinding, "Demi apapun, ini masih pukul 4 pagi Tae!"

Taehyung menghentikan lompatan kecilnya, lalu duduk di sebelah Jimin. Ia tersenyum kotak, lalu menarik tangan Jimin. "Hyung~... ayo ke taman!"

Jimin melenguh kesal. Ia memaksakan tubuhnya untuk duduk, walau matanya sudah sangat berat. "Tak boleh. Lagipula kau ingin sakit lagi?"

"Jebal, hyung... kali ini saja." Taehyung memasang muka melasnya. Jimin menatap wajah Taehyung sesaat, lalu menggeleng.

"Ani. Lihat wajah pucatmu, Tae." Jimin mengerutkan dahinya melihat betapa pucat wajah Taehyung. Taehyung tidak terlihat baik pagi ini.

Taehyung menghela nafas lalu menunduk dalam. Bibirnya berbisik lirih sambil memainkan jari tangan, "Jimin hyung memang tak sayang padaku..."

"Memang." ucap Jimin blak-blakan. Taehyung yang mendengarnya hanya bisa melongo untuk beberapa saat. Ia tersadar lalu melotot kearah Jimin.

"Ayolah hyung~... ini yang terakhir." Taehyung menatap Jimin penuh pengharapan. Telapak tangannya saling bertempel seperti memohon.

Jimin menghela nafas panjang, lalu bangkit dan menarik lengan Taehyung. "Baiklah, kau menang. Ayo, tapi jangan lama-lama."

Taehyung menggangguk cepat, lalu bersorak riang. Jimin berjalan menuju gantungan dekat pintu, lalu meraih sebuah jaket tebal disana.

Taehyung mengernyitkan dahinya pelan ketika tangan Jimin menyodorkan jaket tersebut. Jimin berdecak, "Pakailah. Aku tak ingin kau semakin sakit."

Taehyung mengangguk lalu memakai jaket itu. Setelah terpasang sempurna, ia memeluk Jimin dengan erat. Kekehan kecil keluar dari mulutnya. "Gomawo, hyung-ie... saranghae!"

feels [vmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang