Padahal aku hanya singgah di beberapa tempat, namun rasanya sangat melelahkan.
Aku tersenyum memandangi tujuan akhirku. Sambil melirik ke arah seikat bunga violet yang mulai layu di tangan kananku, kaki ini bergerak ke arahnya.
"Hi..." Sapaku pelan sambil berjongkok. "Maaf membuatmu menunggu lama."
Aku meletakkan bunga tadi di atas nisan Violet.
"Aku tau, kau pasti marah karena aku masih kesini." Aku tertawa kecil. "Ini sulit, Violet. Aku tak bisa memandang perempuan lain tanpa memikirkanmu."
Tentu saja tak ada jawaban.
"Seharusnya kau jujur dulu. Bisa-bisanya kau menyembunyikan penyakitmu itu dan berjuang sendirian?" Kali ini buliran air mataku jatuh tanpa bisa dicegah.
"Aku akan mengganggumu terus. Aku akan kesini setiap hari dan mengomel."
Punggung tanganku bergerak untuk menghapus jejak air mata yang tadi mengalir. Dan aku menghabiskan sore itu mengobrol dengan gadis yang paling kucintai.
Will I ever be able to go back
To the times when I held you tight
I don’t wanna forgetEND
KAMU SEDANG MEMBACA
A Violet to Remember ∞ [K.H.G]
Conto'A beautiful red, an impossible blue Violet that talks about forever that won't ever happen What's the use? There's no color now There's no use'