L

218 57 12
                                    

Tempat pemberhentianku selanjutnya juga sangat familiar, hanya saja kenangannya terasa buruk disini.

Setelah mengotori setelan ini dengan duduk di rumput basah, aku menambahkannya lagi. Sekarang aku merebahkan badan di atas pasir pantai putih yang luar biasa lembut.

Suara deburan ombaknya, juga semilir angin yang menerpa membuatku hampir tertidur.

Waktu itu cuacanya mendung, seperti wajahmu.

A beautiful red, an impossible blue
Violet that talks about forever that won’t ever happen
What’s the use? There’s no color now
There’s no use

Tak seperti biasanya, Violet tetap diam selama di perjalanan. Normalnya gadis ini akan terus menghujaniku dengan pertanyaan tentang kemana tujuan kami.

"Kau capek?"

Suaraku pelan tapi tetap membuatnya tersentak.

"Ah, iya. Lumayan." Dia tersenyum samar. Hampir tak terlihat.

"Maafkan aku memaksamu pergi jalan-jalan hari ini." Dalam hati aku berniat untuk putar balik saja dan mengantar Violet pulang.

Lalu gadis itu menegakkan duduknya. "Jangan! Sudah mau sampai kan? Kita jalan-jalan saja sebentar, lalu pulang."

Aku mengangguk, semakin merasa bersalah karena sudah menganggu waktu istirahatnya.

"Hyunggu-ya..." Violet tiba-tiba memanggilku pelan saat kami duduk memandangi laut. Memanggil nama asliku.

Aku beringsut mendekatinya, lalu berhenti ketika aku melihat Violet bergerak menjauh. Gerakannya hampir tidak ketahuan, tapi bagiku itu sangat terlihat.

"Ada apa?" Kami berdua sama-sama sadar, pertanyaanku barusan bukan untuk menyahut panggilannya. Tapi untuk menanyakan ada apa dengan Violet sebenarnya.

Dia terlihat hendak berbicara, lalu sorot matanya berubah sedih. "Ayo pulang."

Violet, sesuai dengan namanya, selalu terlihat memancarkan warna keunguan yang menenangkan. Tapi hari itu, semuanya terlihat abu-abu.

Warnanya telah hilang.

.

A Violet to Remember ∞ [K.H.G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang