"Tidak!" Jiyeon berseru. Seketika wajahnya pucat pasi, tangannya langsung melindungi perutnya. Jiyeon tidak tahu bagaimana perempuan hamil, dia tidak punya pengalaman. Tetapi begitu sadar bahwa ada bayi yang tumbuh dan berkembang di dalam tubuhnya, Jiyeon langsung tahu bahwa ada ikatan di antara mereka, bahwa seorang ibu secara alami akan melindungi anaknya.
"Kau harus membunuhku dulu kalau kau berniat melaksanakan niatmu itu Park Chanyeol! Aku tidak tahu kegilaan apa yang ada di dalam otakmu, tapi kau seharusnya malu. Anak ini adalah darah dagingmu sendiri, dan kau berniat membunuhnya bahkan sebelum dia tumbuh!"
Chanyeol menatap Jiyeon dengan pandangan kesakitan, "Aku tidak bisa Jiyeon, aku tidak bisa kalau kau hamil!" lelaki itu mengacak rambutnya dan berdiri menyeberangi ruangan, menuangkan brandy untuknya dan meneguk cairan keras itu sekali teguk. Ketika membanting gelasnya dan menatap Jiyeon, matanya menyala-nyala, "Yumi..... dia sempat hamil kau tahu. kemudian keguguran—"
Jiyeon tercekat ketika akhirnya topik itu dilepaskan oleh Chanyeol. Nama Yumi seakan tabu untuk diucapkan ketika Jiyeon masuk ke rumah ini sebagai Nyonya Park. Dan sekarang Chanyeol sendiri lah yang mengangkat topik itu ke permukaan.
"Tetapi kondisiku dan Yumi berbeda, aku sehat-sehat saja."
"Yang tidak orang lain ketahui adalah Yumi hamil lagi setelah keguguran itu," Mata Chanyeol nyalang, ingatannya kembali ke masa lalu, seakan tidak menyadari ada Jiyeon di ruangan itu, "Aku tidak tahu bagaimana caranya dia membuatku lengah dan hamil lagi. Demi Tuhan aku sudah berusaha agar dia tidak hamil lagi, aku bahkan sudah membuat janji temu dengan dokter untuk operasi vasektomi. Tapi Yumi berhasil hamil lagi dan dengan keras kepala dia menyimpan rahasia itu dariku dan semua orang. Takut kalau kami mengetahuinya kami akan meminta dia menggugurkannya," Nafas Chanyeol tercekat, "Ketika dia meninggal seperti tidur di atas ranjang, dokter baru mengetahui dan mengatakan padaku bahwa Yumi sudah hamil tiga bulan. Kehamilannya itulah yang memperburuk kondisinya dan membuatnya semakin lemah. kehamilan itu yang membunuhnya!"
"Tapi aku tidak sama dengan Yumi, Chanyeol," Jiyeon menyela, berusaha mengembalikan Chanyeol ke masa kini, "Aku sehat dan kuat dan bayi ini tidak akan membebaniku"
"Aku tidak mau kau sakit karena kehamilanmu!" Chanyeol menyela marah, dan ketika menyadari wajah Jiyeon memucat karena suaranya yang meninggi, Chanyeol memperlembut suaranya, tatapannya memohon, "Aku minta padamu Jiyeon, gugurkan bayi itu. Tidak akan pernah ada bayi di rumah ini, tidak akan pernah ada bayi di pernikahan kita. Aku tidak menginginkan bayi"
***
Dada Jiyeon bergemuruh oleh perasaan yang bercampur aduk, teganya Chanyeol dan betapa egoisnya dia! Betapapun Chanyeol merasakan trauma dan ketidaksukaan yang mendalam atas kehamilan Jiyeon, seharusnya lelaki itu sadar kalau yang ada di perut Jiyeon ini adalah darah dagingnya, anaknya! Sebegitu tidak berharganya kah Jiyeon di mata Chanyeol sehingga dia harus mengorbankan janin yang dikandungnya atas nama kenangan Chanyeol kepada Yumi ?
"Tidak Chanyeol," Jiyeon menegakkan dagu, menahankan sakit hatinya yang meluap-luap. "Aku tidak akan pernah mengugurkan bayi ini apapapun alasannya, meskipun kau hanya menganggapnya sampah—" Jiyeon menatap Chanyeol dengan tatapan terluka yang dalam, "Meskipun kau melupakan fakta bahwa dia ada karena dirimu juga— dia adalah anakku, dan sekarang dia bertumbuh di dalam diriku. Seperti yang kubilang kepadamu tadi, kalau kau memaksakan kehendakmu kepadaku, kalau aku sampai kehilangan anak ini karena kesengajaanmu, maka yang kau dapatkan adalah kematianku"
Chanyeol tertegun mendengar ancaman Jiyeon itu, dia menatap Jiyeon dan menyadari perempuan itu terluka. Chanyeol terlalu terburu-buru mengucapkan isi hatinya, dan itu melukai Jiyeon. Dengan frustrasi diacaknya rambutnya setengah marah,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil
Fanfiction📌RE-MAKE📌 Real Story belongs to Santhy Agatha Chanyeol-Jiyeon 🔞🔞🔞🔞