Dos

32 5 0
                                    

Kali ini, Martha memaksa Kiara untuk pergi ke kantin bersama. Kiara pun tidak menolak, kebetulan juga ia sudah lama tidak jalan jalan ke kantin.

Di sisi lain, Arga dan empat kawanannya yang merupakan anggota penting di geng motornya yang bernama Gio, Aron, Felix, dan Alex pun memasuki setiap kelas untuk mencari orang yang mempunyai kertas pink. Memang banyak, tapi sebanyak banyaknya orang yang mempunyai kertas pink, pasti ukurannya beda beda, gak mungkin semuanya sama.

Arga mengecek seluruh laci meja dan loker dengan sebuah kertas pink yang hancur teremuk di genggamannya.

Setelah hampir setengah jam mencari, akhirnya Felix melihat banyak kertas warna warni termasuk warna pink tergeletak diatas meja yang sangat berantakan.

"Nih kertas pink, Ga" ujar Felix.

Arga tampak melihatnya dan membandingkannya dengan kertas di genggamannya. "Beda, bego" balasnya.

"Ga.." ucap Aron sambil menatap sesuatu di laci meja dengan tatapan meyakinkan.

Arga pun langsung berjalan menuju Aron tanpa membuang buang waktu.

Mata Arga melihat tumpukan kertas pink yang mempunyai ukuran yang sama dengan kertas di genggaman Arga, teksturnya juga terasa sangat sama.

"Meja siapa ini?!" teriak Arga sambil memukul meja itu.

"Klara Alexandra" ucap Alex sambil membaca kertas berisi absen siswa. Di masing masing meja terdapat nomor sesuai dengan nomor absen, bertujuan untuk membuat guru guru mudah mengetahui nama-nama orang di kelas.

"Klara? Gak pernah gue denger nama dia di sekolahan", Gio terkekeh.

"Anak culun ye?" tanya Aron tersenyum miring.

"Mau anak culun kek, anak basket kek, anak guru sekalipun harus ngadepin gue" balas Arga dengan raut wajah penuh kekesalan.

"Namanya Klara, cewek nih bro", balas Alex.

"Apa kata orang kalau lo gebukin cewek, Ga", sambung Felix.

"Gue gak bakalan ngebukin, tenang" balas Arga tersenyum licik.

•••

Bel sekolah berbunyi pukul tiga sore, artinya seluruh siswa sudah diperbolehkan pulang.

Kiara mengayuh sepedanya menuju rumahnya. Tiba tiba saja ada sebuah motor yang ia tak sengaja tabrak menghalangi jalan.

Mata Kiara melebar serta detak jantung Kiara yang berdetak sangat kencang.

Kiara menjadi tak fokus dan akhirnya jatuh dengan bokongnya mendarat sempurna di aspal yang membuat Kiara meringis kesakitan.

"Alexandra.." ucap seorang laki laki dari belakang Kiara. Kiara tak berani untuk menoleh ke belakang, ia yakin orang itu adalah pemilik motor yang ia tabrak kemarin.

"Jadi ini yang namanya Klara Alexandra" Felix terkekeh.

Arga jongkok dan menatap Kiara selama beberapa detik. Kiara tak berani membalas tatapannya, ia hanya bisa menunduk dan meratapi nasib sialnya.

Lalu, Arga mengambil kayu panjang dari tangan Alex. Namun hal yang tak terduga pun terjadi, Arga memukul sepeda Kiara dengan kayu itu.

"Jangan sepeda itu.." ucap Kiara lirih.

Arga pun mengabaikan ucapan Kiara dan lanjut melakukan aksi kejamnya.

"Stop! Gue lakuin apa aja yang lo mau asal jangan sepeda gue"

Arga berhenti dan langsung menatap kawan kawannya dengan senyuman miring.

"Oke", Arga melempar kayu itu di hadapan Kiara.

MISTAKES || e.dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang