Chap. 5

347 22 1
                                    

(spesial flashback)

9 Month ago…

Chanyeol menghentikan petikan gitarnya saat sebuah ponsel berdering. Sontak tiga lelaki yang juga berada disana ikut menoleh kearah suara. Chanyeol menatap ketiga temannya bergantian sampai ia menyadari jika ponsel yang berdering itu adalah miliknya. Dengan cepat, lelaki tinggi itu meraih ponsel yang berdering semakin nyaring.

Senyuman mengambang diwajahnya saat mataonyxnya melihat deretan huruf bertuliskan 'My Bi is calling'. Ia menekan tombl hijau lalu, melangkahkan kaki panjangnya kearah pintu keluar. Sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan yang ia sebut studio, telinga lebar lelaki itu dapat mendengar siulan menggoda dari teman-temannya.

Mungkin ia tak menyadari bahwa ada satu orang yang tak ikut dalam menggodanya.

Chanyeol menarik nafas dalam-dalam, menghirup udara segar Kota Seoul hari ini. Sebelum ia mendekatkan benda persegi panjang itu kedaun telinganya ia berdeham sebentar sebelum ia menyapa orang yang diseberang.

"Halo Bi? Merindukan seorang pangeran, 'hm?" Goda Chanyeol,

"…"

"Haha," ia tertawa renyah, "Akui saja, Bi~"

"…"

"Tidak, sayang. Aku sedang tidak menggodamu~"

"…"

"Okay, okay. Ada apa sayang?"

"…"

Ia terdiam beberapa saat, berfikir sebelum menjawab pertanyaan sosok yang ia panggil 'Bi'. Ia menoleh kebelakang menatap pintu yang bertuliskan 'Sedang latihan' lalu, kembali menatap pemandangan Kota Seoul. "Aku tidak sibuk. Ada apa?"

"…"

"Apa itu sebuah ajakan kencan?" Ujar Chanyeol dengan nada menggoda. Ia sangat menyukai menggoda sosok yang sedang menelponnya. Dapat ia tebak bahwa pipi orang itu sudah merah bak kepiting rebus. Dan hal itu membuat Chanyeol tak tahan ingin mencium kedua pipi chubby orang itu.

"…"

"Baiklah, sayang. Limabelas menit lagi aku akan sampai. Tunggu aku disana, Bi."

"…"

"Tunggu, tunggu. Jangan dimatikan dulu!"

"…"

Ia menjilat bibirnya sebentar lalu tersenyum menawan –walau orang itu tak akan melihat senyumannya– lalu berkata dengan lembut. "Saranghae~"

"…"

Setelah sambungan telepon itu terputus. Chanyeol tak dapat menahan senyum lebarnya, dengan setengah berlari ia melangkahkan kakinya memasuki ruangan tempat ia latihan bersama glx band yang sudah ia bentuk sejak mereka masih di bangku SMP.

Dengan terburu-buru ia memasuki matilda kedalam tas, Matilda adalah nama yang diberikan Chanyeol untuk gitar kesayangannya.

Kai dan Chen yang duduk dikursi pojok menyandar di tembok saling berpandangan bingung melihat tingkah Chanyeol. Kyungsoo menatapnya dingin, "Kau mau kemana Chan? Kita belum selesai, ingat?" Suara Kyungsoo menginterupsi pergerakan Chanyeol. Ia menghentikan pergerakannya lalu menatap ketiga temanya secara bergantian dengan tatapan merasa bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

overprotective Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang