Ayah Untuk Hiroshi

1.8K 259 21
                                    

Sasuke menatap figura yang terletak disamping tempat tidurnya, foto dirinya dengan seluruh teman satu pletonnya saat masa pelatihan dasar dahulu. Disampingnya berdiri Shimura Sai yang tersenyum seraya merangkul pundaknya. Melihat foto sang sahabat, Ia kembali teringat pada Hiroshi, fisiknya benar-benar mengingatkannya pada sang sahabat, terlebih Hiroshi yang juga mewarisi senyuman Sai. Hiroshi bagaikan reinkarnasi sang sahabat.

Sasuke melirik jam yang menggantung di dinding rumahnya, sepertinya Ia harus segera berangkat. Ia ingat, Ia telah berjanji pada Hiroshi untuk melihat bunga sakura ditaman hari ini.

"Kau mau pergi?"

Sasuke menatap sang Ibu yang membawa selimut baru yang hendak diletakkannya diranjang Sasuke.

"Ibu?"

Wanita paruh baya yang dipanggil tersebut segera menoleh, sepertinya Ia bisa membaca ekspresi kaget diwajah anaknya.

"Ibu, sudah Aku katakan, Ibu tidak perlu repot-repot untuk datang kerumahku hanya untuk membereskan rumahku, atau mengantarkan makanan untukku," lanjut Sasuke seraya berjalan mendekati sang Ibu, mengambil selimut yang dibawanya, dan segera meletakannya diatas tempat tidurnya.

"Apa Ibu tidak boleh mengunjungi anak Ibu?"

Sasuke tersenyum kecil kearah sang Ibu.

"Tentu saja boleh, tapi Ibu tidak harus membawakan makanan untukku, apalagi sampai membersihkan seluruh rumahku."

"Kau hanya mendapat jatah libur sebentar, Ibu tidak ingin Kau menghabiskan waktu liburmu dengan kelelahan hanya karena membereskan rumahmu yang sudah lama tidak ditempati ini."

Sasuke menyenderkan tubuhnya dipintu kamarnya, Ia melipat kedua tangannya didepan dadanya, Ia menatap sang Ibu yang hendak memeriksa pakaian kotornya.

"Bahkan laba-laba juga tidak bisa membuat sarangnya dirumah ini, karena selama Aku bertugas, Ibu selalu datang dan membersihkannya."

Sasuke beranjak dari senderannya dan berjalan menghampiri sang Ibu.

"Dan Ibu, tidak ada lagi pakaian kotor, Aku bisa menyucinya sendiri, dan Ibu apa Kau lupa, selama 6 bulan di kamp pelatihan dasar Aku telah terbiasa mengerjakan semuanya sendiri, jadi jika hanya menyuci pakaianku sendiri itu masalah kecil."

Mikoto hanya bisa menatap sang anak dengan sedikit kesal karena niat awalnya yang ingin membereskan pakaian sang anak tidak kesampaian.

"Kalau begitu, segeralah menikah, agar Ibu lebih tenang lagi karena sudah ada seorang wanita yang akan mengurusmu."

Sasuke terdiam sejenak mendengar perkataan sang Ibu.

"Kau menolak perjodohan dengan keluarga Hyuga, padahal menurut Ibu Hinata gadis yang baik, dia pasti bisa menjadi istri yang sempurna untukmu."

"Ibu,"

"Tenang, Ibu dan Ayah tidak akan memaksamu jika memang Kau tidak ingin menikah dengan Hinata," Mikoto menjeda sejenak kalimatnya, Ia kembali bangkit dari posisi setangah berdirinya dari sudut lemari pakaian Sasuke.

"Walaupun reaksi Ayahmu seperti itu, sebenarnya Ia bukan marah atau kecewa pada sikapmu yang telah menolak perjodohan dengan keluarga Hyuga, karena pada dasarnya Ia juga ingin melihatmu bahagia, tidak masalah bagi Kami jika wanita yang kelak menjadi istrimu bukanlah berasal dari pilihan Kami, asalkan wanita itu bisa membuatmu bahagia, itu sudah lebih dari cukup."

Sasuke menatap wajah sang Ibu yang kembali terdiam.

"Karena Kau satu-satunya putraku yang tersisa, karena itu, Ibu ingin yang terbaik untukmu."

Captured in Her EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang