Chapter 2: Teman

28 1 0
                                    

“Apa kamu mau pergi meninggalkan sahabat baik kamu atau menyelamatkan sahabat kamu tapi belum tentu kamu selamat....”suara sang kakek membuat Tsuna tambah bingung.

“Aku... Aku akan menyelamatkannya sebagai kesatria seperi kakek!”tegas Tsuna menampakan diri kepada mereka.

“Ternyata anak kecil lagi...”ucap salah satu perajurit mengambil pedangnya yang tertancap di bahu korban.

“Tsuna! Tolong aku!”teriak anak laki-laki itu.

“Terima ini dasar pembunuh!”kata Tsuna melempar-lempar batu ke arah prajurit berjenggot di depannya.

Sfx: Bugh...

“Dasar bocah tengik!”ucap perajurit itu menghenusukan pedangnya.

“Kalian tidak akan bisa menangkapku! Wehhh...”ledek Tsuna melemparkan batu ke arah perajurit berkumis panjang di dekat temannya.

“Woy Tsuna lempar yang benar uhukk... jangan sampai kena aku!”ucap sahabatnya pucat menggelengkan kepalanya.

“Berisik! Kalau begitu selamatkan diri kamu sendiri!”teriak Tsuna berlari-lari seperti tikus dikejar kucing.

“Uhuukk... Aku tidak mau berdiam diri disini sendiri!”kata anak laki-laki itu menendang perajurit.

Dia mendorong pedang dengan kedua tangannya di perutnya. Dia memuntahkan darahnya ke mata perajurit berkumis itu di depannya. Anak itu berhasil meloloskan diri dan mengambil pedang yang terjatuh tadi.

“Bel, apa kamu bisa menggunakan pedangnya?!”kata Tsuna berusaha meloloskan diri dari tengkraman perajut berjenggot  itu.

“Kita hanya perlu menggoyangkan pedang ini ke arah mereka.”kata anak itu yang bernama bel mengayunkan pedangnya ke arah perajurit yang berjenggot tebal.

Sfx: Bushh....

Pedangpun melesat ke arah mereka. Hanya berapa helai rambut Tsuna terpotong oleh pedang. Sontak perajurit itu kaget melihat kebelakang sampai-sampai pedang yang dilempar menancap ke dinding. Dissaat dia melihat ke depan lagi Tsuna sudah menghilang.

“Kerja bagus Bel!”kata Tsuna saling memukul tangan Bel.

Mereka berlari bersama meninggalkan kedua prajurit tadi. Bel yang terengah-engah berusaha menyamai jatak lari Tsuna.

“Uhuukkk... Maaf Tsuna aku tidak bisa berlari!”kata Bel muntuh darah terjatuh tidak kuat untuk berdiri.

“Bel....”ucap Tsuna berhenti dari larinya. Dia menengok ke belakang kemudian mengulurkan tangannya.

“Tinggal aku! Pergilah dari sini!”ucap Bel menolak tangan Tsuna dan memuntahkan darah banyak sekali.

“Aku akan membawa kamu...”ucap Tsuna menggendong anak itu.

“Tubuhku terlalu berat untuk kamu gendong.... Uhuukk...”kata Bel menggenggam erat bahu Tsuna.

“Ngomong apa kamu! Apa kamu lupa aku selalu membawa ikan besar sedirian sehabis memancing.”ucap Tsuna berjalan ke depan.

“Kamu benar-benar menyusahkan ya!”kata Bel tertawa pelan meneteskan air mata.

“...” Tsuna hanya tersenyum diam.

Mereka berjalan ke arah hutan di desanya. Hutan yang sangat gelap, banyak hewan menyeramkan di dalam kegelapan hutan. Anak-anak itu tetap berjalan dan berharap tidak terjadi apa-apa.

“Kita istirahat disini!”Ucap Tsuna tersenyum menemukan pohon besar untuk singgah diri.

“Maaf merepotkan kamu.”kata bel menjatuhkan diri.

Resolve Legend Of WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang