Gemintang duduk di kursi bis TJ yang sepi. Dia merogoh ponsel dalam tas tangannya, mendapati jam digital menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Pantas dia kebagian duduk.
Ketika dia mengamati tanggal yang tertera di layar ponsel, dahinya mengerut dalam. Ada sesuatu yang salah. Dia membuka aplikasi kalender dan menganga menatap satu bulan ini bersih dari simbol bunga yang sering dia sematkan sebagai pengingat periode menstruasi. Gemintang nyaris tak pernah absen menandai siklus kewanitaannya karena itu akan memengaruhi jadwal belanja pembalut di bulan berikutnya.
"Baru lewat sebulan, biasa itu," gumam Gemintang. Dia terkekeh sendiri, menyebabkan tiga penumpang dan kondektur bis meliriknya aneh.
Everything is fine, rapalnya dalam hati.
・・・
Kesedihan seorang wanita yang ditinggal menikah gebetan, selain menatap nanar pada gebetan dan sang pasangan di pelaminan ialah saat gebetan itu memamerkan foto bayinya.
Gemintang ingin melenyapkan dirinya dari kubikel saat Setyo melintas bersama satu kado jumbo. Tidak perlu otak jenius untuk tahu isi dalamnya. Jelas hadiah untuk momongan baru Setyo. Bayi perempuan yang―tidak butuh waktu sembilan bulan sejak pernikahan Setyo dan istri―telah lahir ke dunia.
Masa-masa Gemintang jatuh hati pada Setyo masih selalu berputar. Betapa baiknya Setyo menyapa Gemintang yang jauh dari standar cantik wanita ibukota. Lalu tumpangan pulang ke kos oleh Setyo padahal arah rumahnya berlawanan. Ditambah lagi waktu mereka wisata kuliner ke berbagai tempat makan, dari kaki lima hingga resto Instagram-able yang rasanya payah. Lima tahun waktu susah dan senang bersama, Setyo tak pernah sekalipun menyadari pesan-pesan cinta yang dilempar Gemintang. Semuanya luluh lantak bertepatan Setyo mengenalkannya pada Viona, admin baru divisi pajak yang cantik. Disusul undangan pernikahan.
Gemintang hancur bertemankan tisu rol dan sekotak buah plum. Bayangannya orang patah hati akan turun berat badan beberapa kilo. Ditunjang iklan buah plum di segala sosmed, Gemintang makin getol menguruskan badan. Biar Setyo menyesal. Namun tak ada perubahan. Gemintang tetap si Gajah departemen HRGA.
Kesedihannya makin sukar surut dengan fakta Setyo bahagia bersama Viona dan bayi mereka yang dikatakan orang-orang calon selebgram.
"Hai, Gemintang," sapa Setyo. Senyum tiga jari yang dulu dielu-elukan Gemintang tidak sanggup menjebol benteng anti-Setyo.
"Hai," balas Gemintang cuek.
"Sehat?"
Dari jutaan kata yang tercatat di KBBI haruskah pertanyaan itu yang dilontarkan Setyo?
Gemintang TIDAK SEHAT, jika itu yang ingin dia tahu. Separuh hatinya hancur. Pria yang didambakannya, yang masuk dalam doa agar jadi pendampingnya kelak ternyata TIDAK PERNAH menyadari perasaannya.
"Kayak yang lo lihat." Kali ini Gemintang coba pasang aksi nothing to lose. Dia berani menghadapi Setyo.
"Karena size lo masih bulat gemesin gini, gue yakin lo sehat," candaan Setyo menyulut api emosi dalam kepala Gemintang. Orang lain boleh mengejeknya beruang, bedug masjid, gentong air, truk kontainer, dan segala benda berukuran jumbo. Tapi ini Setyo, yang selama lima tahun belum pernah mencetuskan kalimat menghina postur badannya.
Gemintang menggeleng, siapa sangka lima tahun tidak menjamin seseorang kita kenal luar-dalam. Setyo contohnya.
"Size gue memang kayak kasur sejak bayi, kalau itu yang mau lo tahu," balas Gemintang berusaha tampak santai.
"Sorry." Setyo mengernyit, merasa telah salah bicara.
"Jangan kaku gitu. Ada urusan penting?" Gemintang memilih mengesampingkan ejekan Setyo. Meski hatinya sangat terluka.
"Oh, gue mau ajak lo datang ke slametan anak gue."
"Kapan?"
"Jumat ini. Malam acaranya. Anak-anak lain nyusul setelah pulang kerja."
"Lihat nanti ya. Gue usahakan." Gemintang yang dulu mungkin akan mati-matian menyisakan waktu demi menemani Setyo, termasuk menemaninya belanja barang yang baru diketahui Gemintang belakangan ini adalah hadiah untuk Viona.
Setyo terperangah pada tanggapan Gemintang. Belum lagi sikap Gemintang yang seolah menghindarinya.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Setyo agak ragu.
"Gue baik-baik aja," jawab Gemintang sambil mengambil ponsel dan tab. "Gue harus ketemu Bu Yurike. Udah nggak ada lagi yang mau diomongin kan?"
Setyo mengangguk kecil dan membiarkan Gemintang memasuki sebuah ruangan yang tersekat kaca buram. Dia menghela napas letih sebelum meninggalkan kubikel Gemintang yang kosong.
###
03/06/2018
Plis ingetin gw kalo ini short story yee...
Ini short story 😁 alurnya cepat dan adegannya pendek.Gemintang mau move on oyyy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Big MOMMA
General FictionGemintang begitu takut sendirian. Dia takut tidur dalam kegelapan. Dia enggan tinggal sendirian di ibukota. Dia berharap ada satu bahu tuk bersandar. Namun semuanya makin sulit saat tak ada secercah harapan akan datang masa dia dipinang, memiliki te...